WAWANCARA /Abdul Munari: Pekerja migran teladan yang tak bisa bertemu Presiden Lai karena berlayar

08/05/2025 20:11(Diperbaharui 08/05/2025 20:43)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Abdul Munari, nelayan migran asal Indonesia yang menjadi salah satu pekerja teladan tingkat nasional Taiwan tahun 2025. (Sumber Foto : Munari).
Abdul Munari, nelayan migran asal Indonesia yang menjadi salah satu pekerja teladan tingkat nasional Taiwan tahun 2025. (Sumber Foto : Munari).

Oleh Miralux, reporter staf CNA

Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei telah melaporkan bahwa tiga pekerja migran Indonesia (PMI) memperoleh gelar penghargaan pekerja teladan tingkat nasional tahun 2025, dengan salah satunya adalah Abdul Munari, nelayan migran yang bekerja di Donggang, Kabupaten Pingtung.

Baca juga: Tiga PMI raih gelar pekerja teladan tingkat nasional di Taiwan

CNA mendapat kesempatan menghubungi Abdul Munari melalui telepon genggamnya. Ia mengaku merasa bangga dan senang karena terpilih sebagai pekerja teladan tingkat nasional. Namun, pada saat itu, Munari tidak bisa menghadiri acara tersebut di Taipei.

“Saya kurang beruntung tidak bisa hadir di Taipei menemui Presiden Lai Ching-te (賴清德), tetapi saya tidak kecewa karena memang itu kewajiban saya sebagai anak buah kapal (ABK) untuk berlayar. Jadi saya harus menomorsatukan kewajiban saya,” ujar Munari yang saat ini bekerja di kapal jaring.

Baca juga: Presiden Lai ucapkan terima kasih ke pekerja migran teladan

Ia sempat mengakui bahwa sebelum dinobatkan menjadi pekerja teladan, beberapa kali ia sempat didatangi pihak Departemen Pengembangan Ketenagakerjaan dan Pemuda Pingtung untuk wawancara. 

Munari juga melewatkan momen pemberian penghargaan teladan di tingkat Pingtung. Lagi-lagi, ia mengaku tak menyesal dikarenakan ia sedang berlayar.

Baca juga: Pemkab Pingtung beri penghargaan ke 24 pekerja migran teladan

Munari, yang pertama kali datang ke Taiwan sebagai ABK pada 2011, telah bekerja di negara tersebut sebelas tahun. Awalnya ia bekerja di pelabuhan Xiaoliuqiu, kemudian tahun 2019 pindah ke pelabuhan Donggang, Pingtung.

Pada 2020, ia pindah kerja ke pelabuhan Keelung, kemudian ke pelabuhan Fuji di New Taipei hingga tiga tahun, dan kembali ke pelabuhan Donggang hingga sekarang.

Saat ditanya, apakah selama bekerja di Taiwan ia pernah mendapatkan kesulitan, Munari mengatakan tidak.

Profesi Munari kini tak hanya sebagai ABK biasa saja, ia juga didapuk sebagai pengurus Forum Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (FPMI).

Baca juga: FPMI: Banyak kasus penipuan sesama PMI di Taiwan

“Saya baru saya bergabung sebagai anggota FPMI. Saya diberi tugas pak Ari Yoga untuk
memberitahukan informasi dari ABK yang punya masalah dengan majikan maupun agensi,” ujar Munari. 

Selain senang dengan profesinya yang baru sebagai penolong PMI yang bermasalah, Munari juga sempat memberi pesan kepada semua PMI di Taiwan untuk tetap semangat berjuang dan tetap semangat di perantauan.

“Jangan lelah kawan, walaupun badai menghadang, kita tak pernah gentar. Walaupun gelombang menerjang, kita tetap berjuang demi anak dan istri,” ujar Munari yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah ini.

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.