Diplomat Taiwan: Hak istimewa bebas visa tiga negara ASEAN hasil konsultasi jangka panjang

01/07/2025 19:38(Diperbaharui 01/07/2025 19:38)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 1 Juli (CNA) Keputusan Thailand, Filipina, dan Brunei untuk memberikan bebas visa bagi Taiwan selama setahun terakhir merupakan hasil dari konsultasi bertahun-tahun, kata seorang diplomat yang bertanggung jawab atas urusan Asia Timur pada Selasa (1/7).

Peter Lan (藍夏禮), kepala Departemen Urusan Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri (MOFA), mengatakan Taiwan memberikan bebas visa kepada ketiga negara tersebut untuk memfasilitasi perjalanan dua arah untuk tujuan bisnis dan pariwisata pada Agustus 2016.

Sejak saat itu, pemerintah Taiwan telah mendorong negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tersebut untuk membuat program ini menjadi timbal balik.

Setelah bertahun-tahun konsultasi, Thailand pada Juli 2024 mengumumkan bahwa mereka akan memberikan bebas visa bagi warga Taiwan, dan Filipina serta Brunei kini telah memperluas kebijakan serupa, masing-masing berlaku mulai 23 Juni 2025 dan 1 Juli 2025, kata Lan.

Selain konsultasi yang ekstensif, pelaksanaan Proyek Diplomasi Terpadu dan Kemakmuran Sekutu Diplomatik oleh MOFA yang bertujuan memperdalam hubungan ekonomi dengan sekutu dan negara-negara yang sejalan juga memainkan peran penting dalam hasil ini, menurut Lan.

Sementara itu, seorang sumber diplomatik mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa ia percaya sikap baik jangka panjang dari pihak Taiwan dalam menawarkan perlakuan bebas visa kepada ketiga negara ASEAN tersebut akhirnya membuahkan hasil yang sukses.

Sebelumnya, masing-masing dari ketiga negara tersebut memiliki kekhawatiran sendiri apakah mereka akan membalas kebijakan tersebut, mengingat Tiongkok memiliki pengaruh ekonomi dan politik yang signifikan terhadap ASEAN.

Selain itu, pengumuman pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang tarif protektif yang tinggi yang memengaruhi hampir semua barang yang diimpor ke AS mendorong negara-negara ASEAN ini untuk melakukan beberapa perubahan guna menghadapi tantangan geopolitik baru, kata sumber tersebut.

Mengambil contoh Filipina, negara ASEAN terdekat dengan Taiwan namun investasi Taiwan di sana lebih rendah dibandingkan di Vietnam, Thailand, Indonesia, dan Malaysia, kata sumber tersebut.

Salah satu alasan utamanya adalah tidak adanya kebijakan bebas visa, yang menghambat frekuensi perjalanan investor Taiwan ke Filipina, kata sumber tersebut.

Peluncuran Proyek Kemakmuran Sekutu Diplomatik, ditambah minat Taiwan pada proyek Koridor Ekonomi Luzon di Filipina, memberikan insentif tambahan bagi Filipina untuk membalas perlakuan bebas visa, kata sumber tersebut.

Diplomasi Terpadu (總和外交) dan Proyek Kemakmuran Sekutu Diplomatik (榮邦計劃) diluncurkan Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (林佳龍) pada Mei 2024 untuk memperdalam hubungan substantif dengan sekutu dan negara-negara yang sejalan.

Warga Indonesia yang ingin ke Taiwan dan sebaliknya sama-sama membutuhkan visa. Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada Oktober tahun lalu menyatakan kepada CNA ia berharap pemerintah Indonesia dapat segera memberikan kebijakan bebas visa untuk Taiwan, namun hingga kini belum ada perkembangan lebih lanjut.

(Oleh Joseph Yeh dan Jason Cahyadi)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.