Pria yang coba bantu pekerja migran ilegal kabur dari imigrasi Taiwan dihukum 14 bulan penjara

20/03/2025 20:16(Diperbaharui 20/03/2025 20:16)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)
Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)

Taipei, 20 Mar. (CNA) Mahkamah Agung Taiwan telah mempertahankan putusan hukuman 1 tahun 2 bulan penjara untuk seorang pria yang berusaha menghancurkan mobil Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA) dan mengancam mereka dengan pisau agar melepaskan pekerja migran ilegal yang ia pekerjakan.

Menurut putusan pengadilan, Brigade Kota New Taipei NIA sebelumnya menerima laporan bahwa pria bermarga Yeh (葉) itu mempekerjakan pekerja migran asal Thailand yang telah melewati batas izin tinggal di bidang pengelolaan limbah.

Pada 24 Juli 2023, brigade itu melakukan operasi penegakan hukum, mengonfirmasi identitas para pekerja migran, dan memborgol mereka untuk diamankan, menurut putusan.

Untuk membantu para pekerja migran melarikan diri, Yeh mengemudikan ekskavator dan menghancurkan mobil dinas brigade tersebut.

Ia kemudian turun dari kendaraan, mengancam petugas dengan pisau agar membebaskan pekerja migran yang sudah diamankan, serta melempar batu bata dan memukul petugas dengan tangan kosong, menyebabkan beberapa di antaranya terluka.

Polisi yang menerima laporan segera tiba di lokasi dan menangkap Yeh.

Dalam persidangan tingkat pertama, Pengadilan Distrik New Taipei mempertimbangkan bahwa Yeh memiliki catatan kriminal dan pernah didenda karena mempekerjakan pekerja migran ilegal, sementara riwayat perilakunya juga buruk.

Namun, karena setelah kejadian ia mengakui perbuatannya, mencapai kesepakatan damai dengan brigade New Taipei, dan membayar ganti rugi, pengadilan mengatakan mereka menilai ia masih menunjukkan penyesalan.

Oleh karena itu, Pengadilan Distrik New Taipei menjatuhinya hukuman 1 tahun 2 bulan penjara.

Yeh mengajukan banding, tetapi Pengadilan Tinggi Taiwan menilai bahwa alasan bandingnya tidak berdasar dan tetap mempertahankan putusan sebelumnya.

Setelah Yeh mengajukan banding lebih lanjut, Mahkamah Agung menolaknya, membuat putusan menjadi final.

(Oleh Hsieh Hsing-en dan Jason Cahyadi)

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.