Sekolah One-Forty, 10 tahun lengkapi pekerja migran dengan kelas gratis

11/03/2025 20:35(Diperbaharui 11/03/2025 23:26)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Kelas Mandarin di Sekolah One-Forty. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret, 2025)
Kelas Mandarin di Sekolah One-Forty. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret, 2025)

Taipei, 11 Mar. (CNA) Minggu (9/3) sebanyak 70 pekerja migran Indonesia (PMI) bergabung untuk belajar mengikuti kelas Mandarin secara gratis. Menurut pengamatan CNA yang datang secara langsung, kala itu para siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran mengenai transportasi publik, dipandu oleh guru yang bisa berbahasa Indonesia. 

Kelas tahun ajaran baru periode 1 ini dibuka 9 Maret, 13 April dan 18 Mei. Periode kedua akan dibuka pada 15 Juni, 13 Juli, dan 17 Agustus. Menyusul periode 3 akan dibuka 14 September, 19 Oktober, dan 16 November. Total pembelajaran sebanyak 9 kali dan akan diadakan acara wisuda dan pemberian sertifikat pada 14 Desember.

Kelas yang diadakan satu bulan sekali ini dimulai pada pagi hari pukul 09.00-11.00 untuk kelas pengembangan diri, dan siang hari pada pukul 13.30 – 16.00 untuk kelas Mandarin dan komputer, menurut data penjelasan di sosial media Sekolah One-Forty.

Kelas pembelajaran komputer di Sekolah One-Forty. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret 2025)
Kelas pembelajaran komputer di Sekolah One-Forty. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret 2025)

Collin, Senior Education Specialist dari Sekolah One-Forty mengatakan pada CNA bahwa sekolahnya pada tahun ajaran baru ini membuka tiga kelas yaitu kelas Mandarin dengan kuota 70 orang, kelas komputer dan pengembangan diri masing-masing dibuka untuk kuota 35 orang.

Bagi rekan-rekan PMI yang tidak mendapat kelas pembelajaran pada periode pertama, dapat mendaftar di periode selanjutnya, jika kuota yang tersedia masih mencukupi. Selain kelas tatap muka, Collin mengenalkan bahwa sekolah tersebut juga dapat diikuti secara daring, dengan kuota sebanyak 1400 orang. 

Collin menjelaskan pula cara mendaftar untuk mengikuti kelas-kelas tersebut, calon siswa diharapkan untuk secara langsung mendaftar di fanpage Sekolah One-Forty.  

“Di situ (fanpage) kami umumkan semua mengenai kapan pendaftarannya dan bagaimana cara daftarnya. Jika tidak tahu ada kelas apa saja silahkan juga untuk melihat pengumuman yang tercantum di fanpage tersebut.” Ungkap Collin.

Sekolah One-Forty juga memikirkan cara bagi PMI yang tidak diizinkan libur pada hari Minggu atau yang tinggal jauh di luar Taipei dapat mengikuti kelas pembelajaran secara online, atau mengunduh aplikasi Sekolah One-Forty untuk pengguna android di playstore. 

Menurut keterangan Collin, di dalam aplikasi tersebut ada pembelajaran baru yang diunggah setiap 2 minggu sekali. Kelasnya pun beragam, ada kelas mandarin, kelas bahasa Taiwan dan ada kelas kesehatan mental dan perawatan untuk menjaga lansia. 

Collin (kiri) Senior Education Specialist dari Sekolah One-Forty. Judy Liu (kanan) Senior Migrant Empowerment Specialist dari Sekolah One-Forty. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret 2025)
Collin (kiri) Senior Education Specialist dari Sekolah One-Forty. Judy Liu (kanan) Senior Migrant Empowerment Specialist dari Sekolah One-Forty. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret 2025)

Ditemui di ruang yang berbeda, Judy Liu, Senior Migrant  Empowerment Specialist mengatakan bahwa One-Forty, organisasi nirlaba atau LSM yang berkomitmen untuk memajukan pendidikan bagi pekerja migran Asia Tenggara. 

“Melalui pendidikan di berbagai kelas, kami membantu pekerja migran beradaptasi dengan kehidupan di Taiwan, sekaligus membekali mereka dengan ketrampilan penting untuk masa depan setelah kembali ke negara asal. Kelas kami tidak hanya untuk pekerja migran asal Indonesia saja, melainkan juga ada pekerja migran dari Filipina,” ujarnya.

“One-Forty sendiri sudah didirikan sejak tahun 2015 dan kini telah berjalan selama 10 tahun. Kami ingin melengkapi para pekerja migran yang telah bekerja di Taiwan untuk mendapatkan pembelajaran dari kelas-kelas kami.” Tambah Judy.

Nanang, PMI yang bergabung dengan kelas One-Forty semenjak tahun 2022 ini menuturkan kegiatan tersebut sangat bermanfaat baginya. Kini, ia didapuk menjadi guru kecil. 

“Saya memilih kelas komputer karena saya melihat teknologi semakin canggih dan saya tertarik untuk mempelajarinya. Dengan mengikuti kelas komputer, saya banyak belajar mengenai microsoft office,” ujar sosok yang bekerja di pabrik bagian pengelasan ini.

Nanang berharap, setelah selesai mengikuti program tersebut, ia bisa mengembangkan diri lebih lagi belajar di bidang IT. 

Sementara itu, Naida, yang telah bekerja di Taipei selama 15 tahun ini mengatakan sangat senang mengikuti pembelajaran tersebut. Awal sebelum bergabung di One-Forty, ia sama sekali tidak bisa berbahasa Mandarin. Namun kini setelah bergabung, Mandarinnya sudah cukup lancar, ujar Naida yang berasal dari Tulungagung Jawa Timur ini.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran kelompok di kelas Mandarin. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret 2025)
Keaktifan siswa dalam pembelajaran kelompok di kelas Mandarin. (Sumber Foto : CNA, 9 Maret 2025)

Ia juga menambahkan, sebagai perawat migran, sebelum terbang ke Taiwan pastinya sudah dibekali dengan pembelajaran Mandarin. Namun ia merasa pembelajaran di Indonesia sangat kurang. 

“Di Taiwan ini lebih menekankan nada yang benar, agar kita bisa menggunakan percakapan mandarin tepat sasaran. Kalau di Indonesia kan belajar seadanya saja,” ujar Naida yang telah bergabung di One-Forty semenjak tahun 2019 mengikuti kelas daring terlebih dahulu.

Saat ditanya CNA mengenai harapan ke depannya setelah tak lagi bekerja di Taiwan, Naida mengatakan ilmu yang ia dapat dari kelas Mandarin di One-Forty akan berguna kelak untuk  memperlengkapi dirinya sebagai bekal nanti pulang ke Indonesia.

“Nanti kalau kembali ke Indonesia saya bisa mencari pekerjaan yang lebih baik lagi, jika saya bisa berbahasa Mandarin,” ujar Naida yang bekerja di Taipei selama 15 tahun di majikan yang sama. 

(Oleh Miralux)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.