Taipei, 3 Jan. (CNA) Menteri Ketenagakerjaan Taiwan Hung Sun-han (洪申翰), Kamis (2/1) berjanji akan menyelesaikan laporan dampak terkait perekrutan pekerja migran untuk perawatan lansia berusia 80 tahun ke atas tanpa evaluasi medis dalam waktu satu bulan.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah pertemuan komite di Yuan Legislatif (Parlemen Taiwan), setelah amandemen UU Layanan Ketenagakerjaan baru saja diloloskan, yang memungkinkan individu berusia 80 tahun ke atas untuk melewati evaluasi kesehatan berbasis Indeks Barthel untuk merekrut perawat migran.
Baca juga: Amandemen disahkan, permudah aturan perekrutan pengasuh migran
Legislator dari Partai Progresif Demokratik (DPP), Huang Shiou-fang (黃秀芳), mempertanyaakan langkah pendukung meningkatkan jumlah pekerja migran.
Sedangkan legislator DPP Liu Chien-kuo (劉建國) meminta MOL untuk menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil berkaitan dampak negatif terhadap kelompok rentan yang membutuhkan perawatan khusus, serta potensi pelanggaran lebih lanjut terhadap hak-hak pekerja migran.
Liu menyoroti kekhawatiran bahwa perawat migran mungkin akan lebih memilih bekerja di rumah keluarga lansia sehat atau semisehat, sehingga mengurangi ketersediaan bagi keluarga dengan anggota yang mengalami disabilitas berat.
Selain itu, Liu mencatat bahwa gaji pekerja migran perawatan di Jepang dan Korea melebihi NT$40.000 (Rp19.679.237), sementara di Taiwan bahkan tidak mencapai NT$30.000.
Hung menjelaskan bahwa rata-rata gaji perawat migran di Taiwan adalah sekitar NT$22.000, dan MOL berencana bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk membahas strategi peningkatan jumlah tenaga kerja migran dengan negara asal mereka.
Namun, Hung menekankan bahwa hal ini tergantung pada kapasitas negara asal dalam melatih tenaga kerja. "Ini bukan soal pemerintah Taiwan bisa mendatangkan berapa banyak tenaga kerja sesuka hati," ujarnya.
Ia mengakui bahwa perekrutan pekerja migran juga melibatkan persaingan dengan negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan, di mana gaji di Taiwan relatif lebih rendah.
Hung menjelaskan bahwa jumlah perawat migran meningkat bersih sekitar 12.000 hingga 13.000 orang per tahun.
Jika 20 hingga 30 persen dari 530.000 lansia sehat dan semisehat di atas 80 tahun turut merekrut pekerja migran, ujarnya, kebutuhan tambahan diperkirakan mencapai 160.000 orang.
Hung menyatakan bahwa MOL akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk membahas kemungkinan memberikan prioritas perekrutan perawat migran bagi keluarga dengan kondisi disabilitas berat.
Menanggapi permintaan Liu terkait laporan dampak dalam tiga aspek utama -- perlindungan keluarga dengan disabilitas berat, persaingan internasional, dan dampak harga di pasar lokal -- Hung berjanji akan menyerahkan laporan tersebut dalam waktu satu bulan.
(Oleh Tseng Yi-ning dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC