Taipei, 8 Des. (CNA) Kasus bunuh diri pada menula sebagian besar berkaitan dengan penyakit fisik, kelelahan akibat penyakit yang berkepanjangan, atau depresi, menurut Direktur Pusat Pencegahan Bunuh Diri di Rumah Sakit Chang Gung, Chang Chia-ming (張家銘).
Ketika ditanya apakah kehilangan pasangan dapat menjadi salah satu pemicu, Chang mengatakan bahwa hal tersebut tidak dapat dipastikan merupakan faktor utama.
Namun, seiring bertambahnya usia, lanjut Chang, seseorang mulai mengalami berbagai bentuk kehilangan secara bertahap, seperti tidak lagi memiliki penghasilan akibat pensiun, terganggunya kesehatan, atau kehilangan orang-orang terdekat
Di antara semua itu, kehilangan pasangan hidup menjadi salah satu kehilangan terbesar bagi banyak manula, ujarnya.
Chang juga menyoroti pentingnya dukungan dari keluarga dan teman bagi manula, terutama mereka yang hidup sendiri.
Di era globalisasi ini, tidak semua orang bisa tinggal bersama keluarga, ujar Chang, sehingga penting untuk lebih sering menghubungi mereka, baik melalui telepon, pesan singkat, atau pertemuan langsung seperti makan bersama atau sekadar menikmati waktu minum teh.
Hal ini disampaikannya setelah penulis terkenal Taiwan, Chiung Yao (瓊瑤) ditemukan meninggal dunia di usia 86 tahun karena bunuh diri di kediamannya di Distrik Tamsui, Kota New Taipei pada Rabu (4/12).
Baca juga: Novelis romantis ternama, Chiung Yao meninggal karena bunuh diri di usia 86 tahun
Terkait hal tersebut, Chang mengungkapkan rasa penyesalannya atas kejadian ini dan menyampaikan, "Sangat disayangkan. Banyak orang tumbuh dengan membaca karya-karya Chiung Yao. Dia adalah figur istimewa dari sebuah era yang spesial."
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir memang terdapat sejumlah menula yang terlibat dalam kasus bunuh diri di Taiwan.
Chang menyebutkan bahwa pematung berusia 85 tahun, Ju Ming (朱銘), juga ditemukan meninggal dunia akibat bunuh diri di rumahnya pada 2023, dan kini, peristiwa serupa terjadi pada Chiung.
Sebenarnya, tidak peduli siapa pun, seseorang mungkin memiliki banyak pencapaian gemilang di masa mudanya, kata Chang. Namun, ujarnya, seiring dengan bertambahnya usia, mereka tetap dapat menjaga kesehatan dan menikmati masa tua dengan dukungan keluarga serta teman-teman di sekitarnya.
"Mengakhiri hidup dengan cara seperti ini tetap meninggalkan rasa penyesalan," menurut Chang.
(Oleh Shen Pei-yao dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC/CC
Hargai hidup, bunuh diri tidak bisa menyelesaikan masalah. Hidup pasti bisa menemukan jalan keluarnya. Jika Anda memerlukan konsultasi atau bantuan terkait, mohon hubungi saluran siaga Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan 1925 atau Kementerian Ketenagakerjaan 1955 (tersedia layanan bahasa Indonesia).