Akademisi: Pendidikan adalah kunci diplomasi Indonesia-Taiwan

22/10/2024 14:25(Diperbaharui 22/10/2024 14:26)
Konferensi Mini “Mengembangkan Pendekatan Multidisiplin Kajian Indonesia di Taiwan” di NCCU hari Senin (21/10). (Sumber Foto: NCCU-ISC)
Konferensi Mini “Mengembangkan Pendekatan Multidisiplin Kajian Indonesia di Taiwan” di NCCU hari Senin (21/10). (Sumber Foto: NCCU-ISC)

Taipei, 22 Okt. (CNA) Profesor Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Vinsensio Dugis menyatakan kerja sama di bidang pendidikan penting dalam menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Taiwan, dalam sebuah konferensi mini di National Chengchi University, Senin (21/10).

Dalam pernyataan yang diterima CNA, pada konferensi bertajuk “Mengembangkan Pendekatan Multidisiplin Kajian Indonesia di Taiwan” yang digelar oleh National Chengchi University Indonesian Scholars Communities (NCCU-ISC) bekerja sama dengan Center for Strategic and Global Studies (CSGS) Universitas Airlangga, Vinsensio menyatakan hubungan antar manusia dapat menjaga kualitas hubungan sangat baik.

“Terdapat potensi (diplomatik, red) di sini. Selain itu, hal tersebut menjadi semakin penting karena Jakarta dan Taipei saat ini belum memiliki hubungan diplomatik,” kata Vinsensio.

Afif Sallatu, koordinator forum, dalam sambutannya menyatakan bahwa forum tersebut berfungsi sebagai wadah diskusi akademik dan menjadi wadah bagi para sarjana Indonesia di NCCU untuk berjejaring secara profesional.

“Kalau orang Indonesia di sini hanya kenal secara personal, kita hanya akan bertemu di meja makan. Kita butuh tempat untuk mendiskusikan ide. Untuk menambah value,” ujar Afif.

Menambahkan, A. Safril Mubah selaku Associate Researcher CSGS membenarkan bahwa sektor pendidikan tinggi dapat menjadi penghubung antara Taiwan dan Indonesia.

Forum seperti ini tidak hanya terbuka bagi dosen dan profesor tetapi juga mahasiswa yang ingin mempresentasikan penelitiannya.

Terdapat dua tim dari mahasiswa Universitas Airlangga dan para Associate Researcher CSGS yang memaparkan hasil penelitian mereka mengenai kemunduran demokrasi dan neoliberalisasi pendidikan tinggi.

“Acara ini merupakan hal yang positif. Kita akan melakukannya lagi tahun depan. Ini baru langkah awal,” ucap Safril.

Dalam acara ini, sejumlah ilmuwan Indonesia mempresentasikan penelitian mereka dalam konferensi mini yang berlangsung di Perpustakaan Dah Hsian Seeto, NCCU.

Topik yang dibahas mulai dari pariwisata biru, kebijakan sosial, demokratisasi, hingga organisasi masyarakat sipil.

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/JA

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.