Taipei, 16 Okt. (CNA) Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan (CDC), Selasa (15/10), mengatakan bahwa hingga hari Senin, sebanyak 96 orang di Taiwan didiagnosis dengan melioidosis pada 2024, jumlah tertinggi dalam periode yang sama sejak penyakit ini pertama kali tercatat pada 2001.
Dari total kasus-kasus tersebut, sebanyak 69 orang mulai menunjukkan gejala dalam waktu satu bulan setelah Topan Gaemi melanda Taiwan pada 25 Juli, dan 17 di antaranya telah meninggal, kata CDC.
Pada konferensi pers mingguan CDC hari Selasa, dokter CDC Lin Yung-ching (林詠青) juga melaporkan bahwa kasus domestik pertama melioidosis setelah Taifun Krathon menghantam Taiwan didiagnosis pekan lalu.
Kasus tersebut adalah seorang pria dari Kaohsiung, usia 60-an, dengan riwayat medis hipertensi kronis. Ia juga terpapar air dan lumpur kotor setelah bencana terjadi, kata CDC.
Pria tersebut mengalami demam berkelanjutan pada awal Oktober, dan dibawa ke ruang gawat darurat dua hari kemudian, dengan gejala kesulitan bernapas dan letargi umum.
Sejak itu, ia telah dipindahkan dari perawatan intensif ke ruangan biasa, kata CDC.
Wakil Direktur Jenderal CDC Lo Yi-chun (羅一鈞) mengatakan kasus domestik melioidosis paling umum ditemui sebulan setelah taifun.
Namun, karena situasi banjir setelah Taifun Krathon tidak separah setelah Taifun Gaemi, Lo berharap penyebaran melioidosis tidak separah sebelumnya.
CDC memperingatkan bahwa siapa pun yang menderita diabetes, penyakit paru-paru, hati, atau ginjal, kanker, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi mengalami penyakit serius akibat infeksi tersebut. CDC menambahkan, orang-orang ini harus segera mencari perhatian medis jika mengalami demam, nyeri dada, atau batuk.
Melioidosis adalah infeksi bakteri yang menyebar melalui kontak dengan tanah, udara, atau air yang terkontaminasi, dengan masa inkubasi rata-rata sembilan hari. Namun, masa inkubasi ini bisa berkisar dari beberapa jam hingga 21 hari.
Melioidosis dapat menunjukkan berbagai gejala, namun yang paling umum adalah demam, sakit kepala, nyeri dada, batuk, dahak berdarah, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini dapat berkembang menjadi kista, pneumonia, ensefalitis, atau sepsis, kata CDC.
Selesai/IF