Pemilik kapal ikan Taiwan: Tunggak gaji ABK Indonesia karena tidak punya uang

08/08/2024 18:46(Diperbaharui 08/08/2024 20:27)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 8 Agu. (CNA) Seorang pemilik kapal penangkap ikan Taiwan "You Fu" hari Rabu (7/8) mengatakan bahwa ia menunda pembayaran gaji sepuluh Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di kapalnya selama 11 hingga 15 bulan karena ia tidak memiliki uang.

Pemilik kapal ikan tersebut, yang bermarga Huang (皇), mengatakan kepada CNA bahwa ia tidak bermaksud untuk tidak membayarkan gaji para ABK secara sengaja, melainkan karena ia tidak memiliki uang.

Huang juga menjelaskan bahwa sedari awal memang sudah ada kesepakatan bahwa gaji para ABK tersebut tidak akan dikirimkan setiap bulan, karena ia merasa itu merepotkan.

Oleh karena itu, kata Huang, ia berencana untuk menunggu para ABK sampai ke Taiwan terlebih dahulu, dan baru memberikan gaji mereka setelah hasil tangkapan mereka terjual.

Ia juga menambahkan bahwa ia sudah berencana untuk menyerahkan gaji mereka pada hari Rabu, namun ia tidak dapat menemukan mereka, sehingga ia mengganti perencanaannya ke hari Kamis.

Sebelumnya, pada hari yang sama, sembilan dari sepuluh ABK Indonesia yang gajinya ditunggak tersebut menghadiri konferensi pers di Gedung Yuan Legislatif bersama pihak LSM, setelah gaji mereka tidak dibayarkan meski sudah tiba di Taiwan. Seorang lagi yang tidak hadir sudah dideportasi karena kontraknya habis.

Huang sendiri mengakui bahwa mulanya gaji para ABK direncanakan untuk langsung diberikan setelah mereka tiba, namun tidak jadi karena menurutnya hasil tangkapan mereka tidak menghasilkan uang.

Ia juga menyampaikan bahwa dalam setahun ini kapal-kapal penangkap ikan yang berlayar tidak menghasilkan keuntungan karena pemilik kapal harus membayarkan gaji kepada ABK, sementara bahan bakar mahal dan hasil tangkapan juga tidak mudah terjual.

Huang juga menilai bahwa gaji ABK terlalu tinggi.

Sementara itu, salah satu dari para ABK tersebut, Masduki Priyono, pada hari Rabu mengungkapkan kepada CNA bahwa menurut kontrak, gajinya adalah US$500 (Rp7.955.982) per bulan, itupun sudah tidak dibayarkan selama 15 bulan.

Masduki juga menceritakan bahwa pengiriman logistik ke kapal mereka beberapa kali terlambat, membuat mereka terpaksa minum air yang disuling dan memakan umpan ikan.

Selain itu, Masduki mengungkapkan tempat istirahat mereka di kapal sudah rusak dan tidak layak, memaksa dua orang tidur di luar kamar karena tidak mampu menahannya.

Saat dikonfirmasi oleh CNA, Hsueh Po-yuan (薛博元), Kepala Divisi Tenaga Kerja Perikanan FA, mengatakan bahwa per hari Kamis gaji mereka telah dibayarkan.

Hal ini terjadi setelah FA memerintahkan pemilik kapal tersebut untuk melunasi semua pembayaran gaji kepada para ABK pada hari Jumat, menurut Hsueh.

(Oleh Sean Lin, Jason Cahyadi, dan Muhammad Irfan)

Selesai/ ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.