Taipei, 1 Agustus (CNA) Fu Kun-chi (傅崐萁), ketua utama oposisi Kuomintang (KMT), pada hari Jumat mendesak Presiden Lai Ching-te (賴清德) untuk segera mengadakan konferensi nasional sebagai tanggapan atas pengumuman tarif 20 persen oleh Gedung Putih pada hari itu terhadap barang-barang Taiwan.
Berbicara dalam konferensi pers, Fu mengatakan tarif 20 persen tersebut menjadi tantangan berat bagi industri Taiwan, yang kini harus bersaing dengan Jepang dan Korea Selatan -- keduanya mendapat keuntungan dari tarif yang lebih rendah sebesar 15 persen.
Delapan puluh lima persen industri Taiwan berorientasi ekspor, dengan sebagian besar hanya memiliki margin laba kotor sekitar 10 persen, dan kini menghadapi tekanan ganda dari apresiasi dolar Taiwan dan tarif.
Rencana tarif Trump pertama kali diumumkan pada 2 April sebagai bagian dari paket besar yang mencakup usulan bea masuk 32 persen untuk barang dari Taiwan.
Pelaksanaannya awalnya ditunda selama 90 hari, memindahkan tenggat waktu ke 9 Juli, dan kemudian diperpanjang hingga 1 Agustus untuk memberi lebih banyak waktu kepada mitra dagang Washington untuk bernegosiasi menurunkan tarif.
Menurut perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump pada Kamis (waktu AS), ekspor Taiwan ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif 20 persen mulai 7 Agustus.
Sebagai tanggapan, walikota KMT dari empat kotamadya khusus meminta pemerintah pusat untuk menegosiasikan tarif yang lebih menguntungkan bagi Taiwan.
Walikota Taichung Lu Shiow-yen (盧秀燕) mengatakan masalah ini berdampak signifikan pada industri Taiwan dan juga dapat memicu efek domino di seluruh perekonomian domestik.
Sementara itu, Walikota Taipei Chiang Wan-an (蔣萬安) mengatakan Yuan Eksekutif sebelumnya menyatakan bahwa tarif Taiwan "tidak akan lebih tinggi dari negara pesaing."
Hasilnya jelas membuktikan sebaliknya, yang menunjukkan kegagalan dari pihak pemerintah, kata Chiang.
Walikota Taoyuan Chang San-cheng (張善政) mengatakan meskipun tarif 20 persen merupakan penurunan signifikan dari yang diumumkan sebelumnya sebesar 32 persen, tarif tersebut tetap menjadi tantangan dibandingkan dengan 15 persen yang dikenakan pada negara pesaing seperti Jepang dan Korea Selatan.
Chang mengatakan detail penting, seperti berapa banyak investasi yang harus dilakukan Taiwan di Amerika Serikat atau apakah Taiwan akan diminta membuka pasarnya untuk impor tertentu, masih belum jelas.
Lai berutang penjelasan kepada publik tentang apa yang ia maksud dengan "sementara" ketika ia merujuk pada tarif 20 persen, kata Walikota New Taipei Hou Yu-ih (侯友宜).
Di Yuan Legislatif, Legislator Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, Wu Szu-yao (吳思瑤), mengatakan negosiasi antara Taiwan dan AS masih berlangsung.
Wu menyarankan masyarakat di semua sektor untuk tidak pesimis dan sebaliknya, harus bersatu mendukung Taiwan dan mendukung negara, terlepas dari afiliasi politik.
Namun, Ketua Partai Rakyat Taiwan (TPP) Huang Kuo-chang (黃國昌) mengkritik negosiasi pemerintah dengan AS sebagai urusan "kotak hitam", mendesak Presiden Lai untuk secara jelas menjelaskan kesepakatan apa yang dibuat setelah pengumuman tarif 20 persen pada Taiwan.
Huang mengatakan publik berhak mengetahui detailnya, mencatat bahwa Taiwan mendapat tarif lebih tinggi dibandingkan negara pesaing, seperti Jepang dan Korea Selatan.
Fraksi TPP mengeluarkan undangan negosiasi pagi ini, mengundang perwakilan dari semua partai untuk membahas masalah tarif pada pukul 9 pagi tanggal 4 Agustus, katanya, sekali lagi mendesak DPP yang berkuasa untuk berhenti melindungi pemerintah dan segera bergabung dalam seruan agar Yuan Eksekutif datang ke legislatif untuk memberikan penjelasan yang jelas dan transparan.
(Oleh Wang Cheng-chung, Su Mu-chun, Wang Yang-yu, Kuo Chien-shen, Ko Lin, dan Muhammad Irfan)
>Versi Bahasa Inggris
Selesai/