Taipei, 30 Juli (CNA) Taiwan Culinary Exhibition 2025, yang dijadwalkan pada awal Agustus, akan menampilkan keragaman budaya dan masakan kuliner Taiwan kepada pengunjung asing, dengan tema makanan laut tahun ini, kata penyelenggara, Asosiasi Pengunjung Taiwan (TVA), Selasa (29/7).
Diselenggarakan di Taipei World Trade Center Hall 1 dari 1-4 Agustus, acara tahunan ini akan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk menjelajahi lebih dari 100 stan makanan -- termasuk yang dioperasikan oleh 11 restoran berperingkat Michelin -- dan pertunjukan memasak langsung yang berfokus pada bahan-bahan lokal, menurut TVA.
Dalam sebuah acara pers yang diadakan di Taipei, Ketua Kehormatan TVA Yeh Chu-lan (葉菊蘭) mengatakan bahwa pameran tahun ini berfokus pada masakan makanan laut dan produk perikanan di Taiwan, sebuah negara kepulauan yang menganggap makanan laut sebagai "Sumber daya terpenting kami."
Ia mencatat bahwa lebih dari 10 persen spesies ikan di dunia -- lebih dari 3.000 -- ditemukan di perairan sekitar Taiwan. Adalah hal yang wajar bagi negara ini untuk memanfaatkan kekayaan tersebut dan menjadikannya bagian dari tradisi kulinernya, ujarnya.
Yeh juga mengatakan bahwa beberapa stan yang dioperasikan oleh pelaku usaha dari Taiwan selatan mungkin tidak dapat hadir di pameran karena hujan deras dan taifun yang baru-baru ini melanda wilayah tersebut.
Namun, beberapa pelaku usaha dari daerah terdampak masih akan berusaha semaksimal mungkin untuk berpartisipasi dalam acara empat hari tersebut, katanya.
Di antara pelaku usaha dari selatan Taiwan adalah produsen kue manis yang berbasis di Tainan, yang pemiliknya mengatakan kepada CNA bahwa perusahaannya mengalami kerugian lebih dari NT$10 juta (Rp5,5 miliar) -- dengan satu pabrik hampir hancur total akibat cuaca buruk.
CEO perusahaan Wu I-lung (吳易隆) mengatakan bahwa ia datang langsung dari Tainan pada Selasa pagi meskipun hujan. "Saya ingin dunia melihat tekad saya, dan kepercayaan diri saya terhadap kue gula saya."
Pameran ini juga menghadirkan kuliner internasional dari Malaysia dan Indonesia, namun untuk tahun kedua berturut-turut, tidak tersedia area khusus makanan halal.
Saat dimintai keterangan oleh CNA terkait ketiadaan area tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal TVA Kevin Chen (陳家祥) menjelaskan bahwa keberadaan zona makanan halal pada pameran tahun 2023 merupakan permintaan dari Direktorat Jenderal Pariwisata untuk menarik pengunjung dari negara-negara Muslim.
Namun, permintaan tersebut tidak diajukan pada tahun 2024 dan 2025, sehingga tidak ada produsen makanan halal yang berpartisipasi dalam dua edisi tersebut, katanya.
Dengan tiket masuk seharga NT$200, penyelenggara berharap dapat menarik lebih banyak pengunjung dibandingkan edisi sebelumnya.
Selesai/ja