Taipei, 13 Juli (CNA) Perwakilan Prancis untuk Taiwan, Franck Paris, hari Jumat (11/7) menyatakan bahwa negaranya ingin menjalin kerja sama erat dengan Taiwan dalam menghadapi kompetisi global menuju kepemimpinan di bidang kecerdasan buatan (AI).
"Taiwan mungkin menjadi yang pertama menjadikan kecerdasan buatan sebagai aset bagi demokrasi," kata Paris saat perayaan Hari Nasional Prancis, Bastille Day.
Menyebut upaya tersebut sebagai "Tantangan besar," Paris mengatakan bahwa Prancis, sebagai negara demokrasi, presiden G7 berikutnya, dan negara yang memiliki kehadiran di Indo-Pasifik, akan terus bekerja sama dengan Taiwan untuk mencapai tujuan ini.
Paris juga mencatat bahwa Prancis memiliki pengalaman luas di sektor pertahanan, antariksa, dan energi nuklir serta transisi hijau, bidang-bidang yang dapat memainkan peran penting dalam memperkuat ketahanan demokrasi.
Paris memimpin Kantor Prancis di Taipei, yang mewakili kepentingan Prancis di Taiwan meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Komentarnya muncul di tengah meningkatnya persaingan global dalam pengembangan AI dan seruan yang semakin kuat agar negara-negara demokrasi berkoordinasi dalam merespons tantangan keamanan dan teknologi yang muncul dari negara-negara otoriter.
Atas nama pemerintah Taiwan, Wakil Menteri Luar Negeri François Wu (吳志中) memuji hubungan erat antara Taiwan dan Prancis selama bertahun-tahun, khususnya di bidang teknologi, budaya, dan pendidikan.
"Saya berharap hubungan Taiwan-Prancis akan mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi," katanya.
Selesai/ja