Penyanyi jaz blasteran sisipkan unsur Taiwan dalam album barunya di Prancis

01/06/2025 18:13(Diperbaharui 01/06/2025 18:13)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Penyanyi jaz Taiwan-Prancis, Estelle Perrault. (Sumber Foto : CNA, 24 Mei 2025)
Penyanyi jaz Taiwan-Prancis, Estelle Perrault. (Sumber Foto : CNA, 24 Mei 2025)

Oleh Judy Tseng dan Jason Cahyadi, reporter dan penulis staf CNA

Penyanyi jaz blasteran Taiwan-Prancis, Estelle Perrault baru-baru ini merilis album ketiganya yang berisi karya orisinil. Di situ, ia memasukkan unsur-unsur Taiwan serta emosi yang menghubungkannya dengan negara tersebut -- mulai dari pasar tradisional di Kaohsiung hingga bendera Republik Formosa.

Dijuluki "bintang baru jaz" oleh kritikus di Prancis, Estelle menghabiskan masa kecilnya di Kaohsiung. Saat berusia enam tahun, orang tuanya bercerai, dan ia mengikuti ayahnya ke Prancis.

Pada usia 18 tahun, ia kembali ke Taiwan untuk belajar hukum dan membentuk grup musik. Enam tahun kemudian, ia pergi ke Prancis dan mulai menonjol dalam kompetisi jaz, hingga dilirik label rekaman.

Album ketiganya yang baru saja dirilis di Prancis mendapat sambutan hangat di kalangan jaz di sana. Dalam album ini, ia memadukan banyak unsur budaya Taiwan baik dalam tampilan visual maupun gaya musiknya, sementara lirik-liriknya menggambarkan keterikatannya dengan tanah kelahirannya itu.

Dalam wawancara dengan CNA, Estelle mengungkapkan bahwa sampul album tersebut dikerjakan bersama fotografer asal Taiwan. Ia mengikuti jejak kenangan masa kecilnya ke sebuah toko jahit yang juga menjual barang kebutuhan sehari-hari di pasar Distrik Yancheng, Kota Kaohsiung.

"Nenek saya dulu penjahit. Melalui gambar ini, saya ingin memberikan penghormatan pada kisah hidup nenek," ujarnya.

Sampul album ketiga Estelle Perrault. (Sumber Foto : Estelle Perrault)
Sampul album ketiga Estelle Perrault. (Sumber Foto : Estelle Perrault)

Dalam sampul itu, ia duduk di depan lemari pendingin penuh minuman warna-warni sambil memegang jus asparagus ala Taiwan. Di sampingnya terdapat kipas angin berwarna hijau toska yang khas. Bagi banyak orang Taiwan, pemandangan ini membawa senyum nostalgia.

"Saya ingin orang Taiwan bisa merasa terhubung. Saya tidak bermaksud mewakili mereka, tetapi beginilah citra Taiwan dalam hati saya," ujarnya.

"Pasar Distrik Yancheng masih mempertahankan nuansa masa lalu, yang sangat berharga di tengah perubahan zaman yang cepat dan modernisasi hari ini. Saya ingin mengabadikan suasana itu dalam sampul album," kata Estelle yang juga menjaga hubungan dengan pemilik toko jahit yang ramah itu.

Identitas dan rasa keterikatan Estelle sebagai orang Taiwan tercermin dalam lagu-lagunya. Lirik-liriknya terinspirasi dari keluarga yang terpisah antara Taiwan dan Prancis, serta pengalaman pribadinya sebagai anak blasteran.

Salah satu lagu dipersembahkan untuk sang nenek. Saat ini, ia tengah menulis lagu khusus untuk sang kakek yang telah tiada. Mengingat kenangan mereka membuatnya menitikkan air mata.

Lagu berjudul "I Know You Wish" menceritakan kesulitannya beradaptasi selama tumbuh besar di Prancis karena latar belakang yang sangat berbeda. "Saya berharap pendengar bisa ikut merasakan, dan mendengar kisah mereka sendiri dalam lagu ini."

Pada bagian belakang albumnya, Estelle mencantumkan gambar "Bendera Harimau Kuning di Latar Biru" dari Republik Formosa tahun 1895. Ia mengatakan kepada CNA, "Saya memang ingin orang Prancis melihatnya dan bertanya, 'Ini apa?' Lalu saya bisa menjelaskan."

Bagian belakang album ketiga Estelle Perrault. (Sumber Foto : Estelle Perrault)
Bagian belakang album ketiga Estelle Perrault. (Sumber Foto : Estelle Perrault)

Meski para akademisi memiliki pandangan berbeda soal status dan makna Republik Formosa, Estelle yang sangat tertarik pada sejarah Taiwan merasa prihatin karena banyak orang Taiwan tidak cukup mengenal sejarah tanah air mereka.

"Kita orang Taiwan, kita punya akar sendiri, tetapi buku-buku jarang membahas sejarah orang Taiwan itu sendiri," kata penyanyi tersebut.

Ia mengakui bahwa ada kekhawatiran orang akan menganggapnya orang Prancis, bahkan mengkritiknya karena tidak fasih berbahasa Mandarin. "Saya tidak bisa mengubah kenyataan bahwa saya adalah blasteran Taiwan-Prancis, tetapi hal itu tidak akan mengubah arah hati saya yang tertuju pada Taiwan."

Seiring isu hubungan lintas Selat Taiwan semakin mencuat, Estelle, yang sering muncul dalam acara musik dan wawancara di Prancis, selalu memanfaatkan kesempatan untuk membicarakan Taiwan, menekankan nilai demokrasi dan identitas tanah kelahirannya itu.

Pihak label rekamannya sangat mendukung ketika ia menambahkan banyak unsur Taiwan dalam karya-karyanya. Namun, beberapa orang Taiwan justru memperingatkannya untuk "Tidak terlalu banyak bicara," dan ada pula yang khawatir sikapnya akan menghambat peluangnya di pasar Tiongkok.

Namun, bagi Estelle, "Menjadi musisi dan pencipta lagu sudah merupakan jalan yang sepi, jadi saya harus mengikuti kejujuran hati saya, bukan keinginan pasar manapun."

Penyanyi jaz Taiwan-Prancis, Estelle Perrault (depan). (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Penyanyi jaz Taiwan-Prancis, Estelle Perrault (depan). (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Beberapa orang mencoba melabelinya sebagai bagian dari kelompok "biru" atau "hijau", warna yang masing-masing melambangkan Kuomintang dengan nasionalisme Tionghoa-nya dan Partai Progresif Demokratik dengan pendiriannya yang condong ke kemerdekaan Taiwan.

Menanggapi hal ini, Estelle berkata, "Saya tidak tahu bedanya biru dan hijau. Saya hanya ingin Taiwan mempertahankan pemerintahnya sendiri dan tetap memiliki kebebasan serta demokrasi."

Berbicara tentang keluarganya, Estelle menyebut bahwa pengaruh musiknya berasal dari Taiwan. "Ibu saya sangat pandai bernyanyi, bahkan dulu punya grup musik. Keluarga saya di Taiwan membuat saya sejak kecil sudah mendengarkan R&B dan soul -- itu sangat memengaruhi saya."

Ia juga sempat berterima kasih atas liputan CNA pada 2023 yang membuatnya mendapat perhatian di Taiwan. Seiring dengan meningkatnya undangan tampil di Taiwan, hubungan emosionalnya dengan tanah airnya dan keluarga pun semakin dalam.

Eestelle sangat berterima kasih atas minat dan dukungan banyak orang terhadap musik dan kisah hidupnya. "Saat itu saya sedang mengalami krisis identitas, tetapi reaksi mereka membuat saya semakin yakin dengan jalan saya dan membuka lebih banyak kemungkinan."

Di akhir wawancara, ia berkata kepada CNA, "Taiwan adalah negara yang dibangun di atas ketangguhan --negara yang indah dan tempat hati saya berada. Orang Taiwan mau saling membantu. Ini adalah tempat paling aman di dunia bagi saya."

Ia bahkan menulis bait puisi untuk Taiwan dalam hatinya: "Taiwan adalah kebahagiaan berharga yang terasa sekejap setiap kali pulang. Adalah aroma dari kerinduan, adalah kehangatan dan kelembapan yang kulitku dambakan saat tak di sana," lalu ia tersenyum dan berkata, "Terutama Kaohsiung."

Selesai/ML

Penyanyi jaz Taiwan-Prancis, Estelle Perrault. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Penyanyi jaz Taiwan-Prancis, Estelle Perrault. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.