Taipei, 2 Jun. (CNA) Partai pro-kemerdekaan Taiwan Solidarity Union (台灣團結聯盟) secara resmi telah mengganti namanya menjadi Taiwan Solidarity Party (台聯黨), kata Ketua Partai Chou Ni-an (周倪安) pada hari Minggu (1/6).
Menurut sebuah pengumuman publik dari Pengadilan Distrik Taipei yang dirilis pada bulan Mei, Chou dan anggota partainya telah mengajukan permohonan untuk mengubah nama resmi partai politik tersebut.
Chou mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa partai tersebut telah menyetujui perubahan nama pada kongresnya bulan Desember tahun lalu, menambahkan bahwa prosesnya baru saja selesai.
Chou menjelaskan bahwa nama asli partai dalam bahasa Mandarin agak sulit diucapkan, dan selama 20 tahun terakhir, masyarakat di Taiwan sering menyebutnya hanya sebagai "Taiwan Union."
Perubahan nama ini dimaksudkan untuk membawa awal yang baru, katanya.
Chou mengatakan partainya memiliki dukungan yang lebih kuat di Taiwan tengah dan selatan, di mana banyak penduduk menganggap mendiang mantan Presiden Lee Teng-hui (李登輝) sebagai pemimpin spiritualnya.
Setelah Lee wafat, banyak orang secara keliru mengira partai tersebut telah bubar atau menghilang dari peredaran, kata Chou kepada wartawan. "Tapi kami masih ada," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kata "Union" (Serikat) dalam nama lama partai kadang membuat orang salah paham dan mengira itu adalah klub atau perkumpulan, seperti Taiwan Nation Alliance atau Union of Taiwanese Teachers, bukan partai politik.
Perubahan nama ini merupakan deklarasi bahwa partai tersebut terus melayani masyarakat di bawah warisan Lee, kata Chou.
"Kami tidak ingin masyarakat melewatkan Taiwan Solidarity Party di surat suara," katanya. "Kami akan kembali ke keadaan di mana kami mudah dikenali oleh masyarakat dan terus berjuang untuk Taiwan."
Menurut Chou, partai tersebut didirikan 24 tahun lalu dengan tujuan memperkuat Taiwan dan ekonominya.
Sebagai partai yang mengutamakan Taiwan, ia mengatakan platform partainya berbeda dengan partai yang berkuasa, termasuk dalam isu gaji.
Sebagai contoh, Taiwan Solidarity Party mengadvokasi pemisahan upah pekerja lokal dan asing, memberikan perlindungan terpisah untuk masing-masing, kata Chou, seraya menambahkan bahwa partainya akan terus menyampaikan sikap-sikap ini dengan jelas di masa depan.
Selesai/ML