Taipei, 22 Mei (CNA) Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan dalam sebuah sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS pada Selasa (20/5) bahwa mencegah konflik yang dipicu oleh Tiongkok atas Taiwan memerlukan pengorbanan yang "lebih besar daripada manfaatnya" bagi Beijing.
Rubio menyampaikan pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Senator Partai Republik John Cornyn, yang memperingatkan bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat untuk "Siap merebut Taiwan" pada tahun 2027.
"Intinya, hal itu harus lebih mahal daripada nilainya," ujar Rubio, merujuk pada ambisi Beijing untuk mencaplok Taiwan.
"Pencegahan adalah kuncinya," kata Rubio, seraya menambahkan bahwa "Pencegahan jelas dimulai dengan kemampuan pertahanan diri Taiwan sendiri."
"Semakin sulit mereka untuk direbut secara militer, saya pikir semakin banyak waktu yang mereka dapatkan untuk diri mereka sendiri," ujarnya.
Ia menyerukan "Pencegahan regional yang kredibel" dengan melibatkan Jepang dan negara-negara sekutu lainnya, serta mencatat bahwa sekutu Eropa kini menunjukkan minat yang lebih besar terhadap kawasan Indo-Pasifik.
Ia menambahkan bahwa dalam pertemuan para menteri luar negeri NATO di Turki pekan lalu, beberapa negara anggota menyampaikan kekhawatiran bahwa potensi konflik di kawasan tersebut bisa berdampak pada Eropa.
Cornyn juga menyuarakan kekhawatiran bahwa AS dan sekutunya mungkin belum cukup siap untuk menghadapi konflik dengan Tiongkok terkait Taiwan.
Rubio, yang secara resmi menjabat sebagai penasihat utama Presiden AS Donald Trump dalam semua urusan luar negeri, mengatakan bahwa ketika Amerika menanggapi konflik di Eropa atau Timur Tengah, sumber daya yang tersedia untuk kawasan Indo-Pasifik menjadi terbatas.
"Kita ingin bisa melakukan segalanya di mana-mana, tapi faktanya, sumber daya terbatas dan waktu dalam sehari hanya 24 jam," ujarnya.
Dalam sidang Komite Anggaran Senat yang digelar kemudian pada hari yang sama, Senator Republik Lindsey Graham bertanya apakah cara AS mengakhiri perang di Ukraina akan memengaruhi perhitungan Tiongkok terhadap Taiwan.
"Saya pikir cara kita mengakhiri perang [di Ukraina] bisa berdampak pada bagaimana Tiongkok memandangnya," jawab Rubio, tanpa merinci lebih lanjut.
Selesai/ML