Dokter Taiwan desak reformasi SIM berbasis sains, bukannya usia

22/05/2025 14:28(Diperbaharui 22/05/2025 14:30)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Gambar hanya untuk ilustrasi semata. (Sumber Gambar : Unsplash)
Gambar hanya untuk ilustrasi semata. (Sumber Gambar : Unsplash)

Taipei, 22 Mei (CNA) Seorang dokter hari Rabu (21/5) menyerukan agar kebijakan perpanjangan SIM didasarkan pada bukti ilmiah, bukan hanya usia semata, dengan mencatat bahwa pengendara muda bertanggung jawab atas sebagian besar kecelakaan lalu lintas di Taiwan.

Lee Ping-ing (李秉穎), seorang dokter anak tambahan di Rumah Sakit National Taiwan University, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah unggahan Facebook di tengah diskusi pemerintah untuk menurunkan usia wajib perpanjangan SIM bagi lansia dari 75 menjadi 70 tahun.

Usulan ini muncul setelah insiden maut pada hari Senin, di mana seorang pengemudi berusia 78 tahun menabrak pejalan kaki di Distrik Sanxia, New Taipei, menewaskan tiga orang dan melukai 12 lainnya.

Sambil mengakui bahwa kecelakaan yang melibatkan pengemudi lansia sering kali mengakibatkan korban yang lebih parah, Lee menekankan bahwa pengemudi berusia 18 hingga 24 tahun memiliki tingkat kecelakaan keseluruhan tertinggi.

Pada tahun 2020, kelompok usia dengan jumlah pengemudi tertinggi yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas adalah 18-29 tahun, dengan 107.032 kasus, yang mencakup 29,53 persen dari seluruh kecelakaan, menurut statistik dari Direktorat Jenderal Kepolisian Nasional.

"Saya tidak melihat perlunya memperketat aturan perpanjangan hanya untuk orang lanjut usia," tulisnya, dengan berargumen bahwa perubahan semacam itu seharusnya didasarkan pada data komprehensif, bukan insiden terisolasi.

Berbicara kepada media kemudian di hari yang sama, Lee mengatakan bahwa reformasi keselamatan lalu lintas yang efektif memerlukan analisis akar penyebab.

Ia mengatakan bahwa kebijakan harus didorong oleh bukti, bukan emosi, dengan menyarankan perbandingan mendalam tingkat kecelakaan di berbagai kelompok usia, termasuk tabrakan ringan, berat, dan fatal.

Lee juga mengkritik usulan subsidi bagi pengemudi lansia yang secara sukarela menyerahkan SIM mereka untuk ditukar dengan T-Pass, tiket transportasi umum multimoda regional, dengan alasan bahwa kebijakan tersebut tidak efektif di daerah pedesaan yang infrastruktur transportasinya buruk.

Komentarnya muncul saat Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan berjanji untuk menyediakan penilaian medis dan dukungan profesional sebagai respons terhadap reformasi baru yang diusulkan oleh Menteri Transportasi Chen Shih-kai (陳世凱) pada hari Selasa.

Beberapa reformasi yang diusulkan meliputi tes mengemudi yang lebih ketat dengan penilaian kognitif, persepsi bahaya, dan mobilitas, peningkatan edukasi keselamatan lalu lintas bagi pelanggar, serta program keselamatan yang disesuaikan untuk pengemudi lansia.

Menurut pemerintah, sistem baru untuk pengemudi senior dapat diperkenalkan paling cepat tahun depan.

Berbicara sebelum sesi legislatif pada hari Rabu, Chen mengatakan bahwa reformasi tersebut tidak semata-mata sebagai respons terhadap kecelakaan di Sanxia.

"Kami juga menangani masalah seperti tingginya tingkat kecelakaan di kalangan pengemudi muda dan memperkuat sistem pelatihan ulang serta perpanjangan SIM," ujarnya.

Menurut data Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MOTC), kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengemudi lansia terus meningkat sejak sistem perpanjangan SIM lansia diperkenalkan pada 2017.

Chen mengakui tren ini, dengan mengatakan bahwa penilaian di masa depan akan memprioritaskan persepsi bahaya dan kemampuan kognitif dengan metode yang lebih efektif.

Kecelakaan di Sanxia telah memicu kembali perdebatan tentang bagaimana mengelola pengemudi lansia. Di California, misalnya, pengemudi berusia 70 tahun ke atas harus lulus tes penglihatan untuk memperpanjang SIM mereka dan mungkin diwajibkan mengikuti tes tertulis atau praktik. Sistem pelaporan juga memungkinkan adanya SIM bersyarat, menyeimbangkan keselamatan dengan hak mobilitas lansia.

(Oleh Chen Chieh-ling, Yu Hsiao-han, Evelyn Kao, dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.