Mantan Presiden Ma berangkat untuk perjalanan 'Jembatan perdamaian' ke Tiongkok

18/12/2024 18:10(Diperbaharui 18/12/2024 18:10)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Mantan Presiden Ma Ying-jeou (kanan) memimpin siswa dari "Akademi Dajiu" untuk mengunjungi daratan Tiongkok dari tanggal 18 hingga 26 Desember. (Sumber Foto : CNA, 18 Desember 2024)
Mantan Presiden Ma Ying-jeou (kanan) memimpin siswa dari "Akademi Dajiu" untuk mengunjungi daratan Tiongkok dari tanggal 18 hingga 26 Desember. (Sumber Foto : CNA, 18 Desember 2024)

Taipei, 18 Des. (CNA) Mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (馬英九) mengatakan pada Rabu (18/12) bahwa ia bertujuan untuk membangun "Jembatan perdamaian," saat ia memulai kunjungan keduanya ke Tiongkok tahun ini.

Ma memimpin sekelompok siswa Taiwan dari akademi di bawah Yayasan Ma Ying-jeou untuk mengunjungi provinsi Heilongjiang dan Sichuan dari Rabu hingga 26 Desember.

Menurut yayasan tersebut, kelompok tersebut akan menghadiri berbagai acara, termasuk "Festival patung es dan salju pemuda lintas selat" di Harbin dan kunjungan ke Giant Panda Museum di Chengdu.

Berbicara dengan wartawan di Bandara Internasional Taoyuan, Ma mengatakan bahwa pertukaran antar pemuda sangat "penting, terutama di saat perang sering terjadi di seluruh dunia dan hubungan lintas selat jauh lebih tegang dibandingkan saat saya menjabat [sebagai presiden dari 2008 hingga 2016]."

"Kami berusaha sebaik mungkin untuk mempromosikan pertukaran pemuda lintas selat, dengan harapan dapat membangun jembatan perdamaian antara kedua belah pihak," tambah Ma.

Ma menambahkan bahwa ini adalah "tanggung jawab"nya sebagai mantan presiden untuk "melampaui permusuhan politik" dan menyampaikan keinginan bersama orang-orang di kedua belah pihak untuk pertukaran.

Perjalanan ini adalah kunjungan ketiga Ma ke Tiongkok sejak meninggalkan jabatannya.

Ketika ditanya tentang pertemuan dengan pejabat senior Tiongkok, CEO Yayasan Ma Ying-jeou Hsiao Hsu-tsen (蕭旭岑) mengatakan bahwa kunjungan mereka selalu mengikuti pendekatan di mana mereka, sebagai tamu, menghormati dan mengikuti pengaturan tuan rumah.

Ma, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua Partai Kuomintang (KMT), menambahkan bahwa perjalanan sembilan hari ini diatur dengan cepat setelah kunjungan sekelompok siswa dan guru Tiongkok ke Taiwan yang diorganisir atas undangan yayasannya dua minggu lalu.

Delegasi Tiongkok tersebut terlibat dalam kontroversi setelah seorang siswa menyebut tim nasional bisbol Taiwan -- yang secara resmi berkompetisi dengan nama "Chinese Taipei" -- sebagai tim dari "China Taipei" saat berbicara dengan media Taiwan, yang memicu protes dari beberapa siswa dan kelompok pro-kemerdekaan.

Baca juga: Delegasi siswa Tiongkok mungkin telah melanggar regulasi

Sementara itu, Chilly Chen (陳峻涵), ketua kelompok politik Taiwan Republic, memimpin sekelompok orang dalam protes di bandara, dengan meneriakkan slogan seperti "Ma Ying-jeou tidak boleh menjadi pengkhianat Taiwan."

Chen mengkritik pertukaran yang semakin meningkat antara KMT dan Partai Komunis Tiongkok, dengan alasan bahwa hal itu meningkatkan ketegangan lintas selat dan menambah kekhawatiran internasional mengenai apakah hubungan Taiwan-Tiongkok semakin sejalan dengan "Agenda KMT."

(Oleh Wu Jui-chi, Sunny Lai, dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.