Taipei, 17 Okt. (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德), Kamis (17/10) menekankan pentingnya solidaritas untuk membela demokrasi Taiwan di sebuah pameran kaligrafi Tionghoa di Kabupaten Yilan untuk merayakan Hari Budaya Taiwan.
Pameran tersebut, mengundang 38 kaligrafer untuk menulis kumpulan puisi dan lagu yang dikomposisi para pejuang demokrasi anti-otoritarianisme Taiwan di masa lalu, menurut penyelenggara, Youngsun Culture & Education Foundation, yang didirikan mantan Perdana Menteri You Shyi-kun (游錫堃).
Berbicara pada upacara pembukaan pameran, Lai memuji kabupaten tersebut karena telah memelihara demokrasi Taiwan serta budaya yang kaya.
Ia mengatakan bahwa karya-karya kaligrafi dan isinya menunjukkan bagaimana para aktivis masa lalu memimpin Taiwan dari rezim otoriter menjadi negara demokratis seperti sekarang ini.
Lai mengatakan bahwa dedikasi terhadap demokrasi telah menjadi budaya Taiwan, di mana setelah puluhan tahun pengorbanan dan pengabdian, demokrasi dan hak asasi manusia telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari orang Taiwan.
Sangat penting untuk bekerja dalam solidaritas ketika menghadapi ancaman asing, katanya.
Lai mengutip slogan Chiang Wei-shui (蔣渭水) "[Kita] saudara sebangsa harus bersatu, kita kuat ketika bersatu" (同胞須團結, 團結真有力) untuk menekankan poinnya.
Chiang adalah salah satu aktivis budaya Taiwan yang mendirikan Taiwanese Cultural Association pada 1921, di hari yang sama 103 tahun yang lalu, ketika Taiwan masih berada di bawah pemerintahan kolonial Jepang.
Tanggal tersebut dipilih pemerintah sebagai Hari Budaya Taiwan pada 2001 tetapi diberi fokus baru oleh Kementerian Budaya pada tahun 2017.
Kampung halaman Chiang berada di Kabupaten Yilan.
Pameran tersebut diselenggarakan di bekas kediaman Kuo Yu-shin (郭雨新) dari Kamis hingga 28 Februari 2025.
Kuo dianggap sebagai pelopor "Gerakan Tangwai" Taiwan, sebuah gerakan politik yang menentang rezim otoriter Kuomintang (KMT) selama periode darurat militer pada 1949-1987.
Selesai/IF