Institut Film Taiwan rilis rekaman langka era kolonial Jepang

19/07/2025 14:00(Diperbaharui 19/07/2025 14:00)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Taiwan Film and Audiovisual Institute)
(Sumber Foto : Taiwan Film and Audiovisual Institute)

Taipei, 19 Juli (CNA) Taiwan Film and Audiovisual Institute (TFAI) telah merilis apa yang diyakini sebagai film dokumenter tertua yang pernah direkam di Taiwan, memberikan gambaran sekilas tentang lanskap dan masyarakat pulau tersebut sejak awal 1920-an, ketika masih berada di bawah pemerintahan kolonial Jepang.

Film bisu berdurasi 7 menit berjudul "Formosa" ini menangkap adegan-adegan kerja di Taiwan era kolonial -- termasuk pekerja yang memetik daun teh di perkebunan pegunungan dan mengangkut bambu dengan trailer -- saat otoritas Jepang mempromosikan tanaman komoditas dan mengekstraksi sumber daya alam.

Jepang memerintah Taiwan dari 1895 hingga 1945, setelah Dinasti Qing menyerahkan pulau itu berdasarkan Perjanjian Shimonoseki.

Sebelum itu, Belanda menduduki bagian selatan pulau dari 1624 hingga 1662, sementara Spanyol menguasai wilayah di utara untuk periode yang lebih singkat pada era yang sama.

Film ini juga mendokumentasikan transformasi masyarakat dan lanskap Taiwan dari waktu ke waktu, menampilkan Penduduk Asli dengan pakaian tradisional yang melintasi jalur pegunungan terjal, serta rumah batu beratap genteng dan kuil dengan atap melengkung yang dibangun imigran Tionghoa.

Rekaman film tersebut, yang kini tersedia di saluran YouTube TFAI, diyakini telah diambil pada 1920-an, menurut penelitian terbaru yang ditugaskan institut tersebut.

Meskipun film ini tampaknya dibuat untuk tujuan pendidikan dan dikaitkan dengan "Hollandsche Film Universiteit", bukti yang ada menunjukkan rekaman tersebut sebenarnya mungkin diambil fotografer Amerika, Herford T. Cowling, dalam perjalanannya ke Taiwan, sebagai bagian dari tur Asia.

Menurut TFAI, salinan film tersebut dihadiahkan Eye Filmmuseum di Amsterdam -- mitra Belanda dari institut tersebut -- pada 1991.

Namun, rincian tentang asal-usul film ini sebagian besar tetap tidak diketahui hingga penelitian terbaru mengungkap beberapa di antaranya, kata TFAI dalam rilis pers, Jumat (18/7).

Direktur Eksekutif TFAI, Du Li-chin (杜麗琴), mengatakan perilisan film ini kepada publik, dan penelitian yang menyertainya, merupakan bagian dari upaya "dekolonisasi visual" masa lalu kolonial Taiwan dan mengembalikan peran masyarakat Taiwan dalam membentuk narasinya sendiri.

Penelitian ini dimuat dalam edisi terbaru Jurnal Apresiasi Film TFAI, yang dirilis 11 Juli.

Du menambahkan bahwa TFAI, yang bertanggung jawab untuk melestarikan arsip audiovisual nasional, terus menyerukan pengembalian gambar dan rekaman awal yang berkaitan dengan Penduduk Asli Taiwan dari institusi arsip global.

(Oleh Teng Pei-ju dan Jason Cahyadi)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.