Taipei, 12 Jun. (CNA) Setelah menembus final tunggal putra di ajang BWF Indonesia Open 2025, pebulu tangkis andalan Taiwan Chou Tien-chen (周天成) kini memfokuskan diri untuk meraih hasil terbaik di Olimpiade 2028, menurut kepala pelatihnya, Victo Wibowo.
Chou Tien-chen memang menjadi satu dari sedikit wakil Taiwan yang berlaga di Indonesia Open tahun ini. Menurut Victo, hanya pemain tunggal yang punya peringkat dunia yang cukup tinggi yang mendapat kuota untuk tampil di turnamen sekelas BWF Super 1000 ini. "Total cuma sekitar 16-18 orang dari tim Taiwan. Ada juga dari kategori ganda putri dan ganda campuran," jelasnya.
Meski atlet Taiwan yang dijuluki "Istora Boy" ini kalah di final tunggal putra Indonesia Open 2025 dari Anders Antonsen asal Denmark, Victo menilai performa Chou sepanjang turnamen masih solid.
Ia tergabung di grup yang berat dan sempat mengalami penurunan kondisi fisik, namun tetap mampu bersaing hingga partai puncak. “Kalau dia bisa ambil set pertama, hasilnya bisa beda. Sayang sekali set pertama sempat krisis poin. Apalagi, framing-nya, sudah top,” katanya.
Dalam wawancara via telepon dengan CNA, Victo Wibowo menyebut bahwa motivasi utama Chou saat ini adalah Olimpiade 2028, dengan target setidaknya mencapai babak semifinal atau final, sebelum mempertimbangkan pensiun setelah ajang tersebut.
Tak Asing dengan Indonesia
Hubungan Chou dengan Indonesia bukan hal baru. Victo bercerita, sejak kecil Chou kerap bertanding di Indonesia, bahkan pernah membela tim Indonesia di ajang beregu junior sebelum bergabung dengan pemusatan latihan nasional Taiwan.
Victo mengungkapkan bahwa sejak duduk di bangku SMP kelas 3, Chou sudah sering bepergian ke Indonesia dan memiliki banyak kenangan, termasuk berkunjung ke Taman Safari, Ancol, serta menjelajahi sejumlah kota seperti Surabaya dan Yogyakarta.
Saat kembali ke Indonesia, Chou pun menunjukkan kedekatannya dengan budaya lokal, bahkan kerap meminta untuk makan sate dan gudeg, dua hidangan favoritnya, ujar Victo.
Atmosfer pertandingan di Indonesia juga memberi pengaruh positif bagi Chou. Ia sudah sangat akrab dengan sorak-sorai suporter Indonesia dan merasakan energi tambahan saat berlaga di hadapan publik Jakarta.
Pengamat Perkembangan Bulu Tangkis Dunia
Sebagai pelatih, Victo menilai Chou sebagai sosok yang ambisius dan haus ilmu. Usai gugur di final Indonesia Open 2025, Chou bahkan masih meluangkan waktu untuk mencari legenda badminton Indonesia, Hariyanto Arbi guna berlatih bersama, menunjukkan keseriusannya dalam terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dunia bulu tangkis.
Menurut Victo, secara teknis dan fisik, Chou masih kompetitif di level dunia. Saat ini ia berada di peringkat enam dunia, dan bila bisa mempertahankannya hingga Olimpiade, besar kemungkinan ia menjadi unggulan. “Di Taiwan dia masih yang terbaik. Lawan beratnya mungkin cuma Viktor Axelsen karena fisiknya yang tinggi dan serangan yang kuat,” tuturnya.
Indonesia Masih Punya Harapan Besar
Berbicara soal bulu tangkis Indonesia, Victo menyebut regenerasi terus berjalan, meski masih ada tantangan dalam hal penataan sistem dan organisasi tim. “Kalau bicara bakat, Indonesia itu kayak Brazil dalam hal sepak bola. Skill ada, tapi mungkin kurang sportsmanship dan disiplin seperti di Taiwan yang dari U15-U17 sudah jaga makan dan pola hidup,” ungkapnya.
Ia menambahkan, para pemain muda seperti Jonatan Christie dan Anthony Ginting masih punya peluang jika tidak terganggu cedera. “Prestasi Indonesia masih bisa dikembangkan lagi. Penataan sistem juga penting agar atlet bisa capai puncak.”
Di akhir wawancara, Victo sempat menyebut bahwa tim Taiwan akan kembali ke Indonesia pada Juli mendatang untuk Kejuaraan Asia U-19 di Solo.
Selesai/IF