Taipei, 25 Des. (CNA) Direktur National Palace Museum Taiwan berharap museum tersebut dapat menarik 3,5 juta pengunjung tahun 2025 mendatang, bertepatan dengan peringatan 100 tahun pendiriannya di Beijing, meskipun jumlah pengunjung saat ini jauh dari target tersebut.
Berbicara dalam sebuah acara museum pada Selasa (24/12), Hsiao Tsung-huang (蕭宗煌) mengatakan museum menargetkan 2,5 juta pengunjung di Cabang Utara yang terletak di Taipei dan 1 juta pengunjung di Cabang Selatan di Kabupaten Chiayi pada tahun 2025.
Namun, angka pengunjung resmi menunjukkan bahwa Cabang Utara hanya menarik 1,5 juta pengunjung, sementara Cabang Selatan sekitar 0,9 juta pengunjung pada tahun 2023. Angka-angka ini mencakup pengunjung domestik dan asing.
Antara Januari dan November tahun ini, Cabang Utara menerima hampir 1,7 juta pengunjung, dan Cabang Selatan hampir 0,9 juta pengunjung, menurut statistik resmi, yang mencerminkan peningkatan tahunan, tetapi masih kurang hampir satu juta pengunjung dari target museum untuk 2025.
Target ambisius 3,5 juta pengunjung ditetapkan karena harapan bahwa perbaikan hubungan lintas Selat Taiwan akan membawa lebih banyak pengunjung asal Tiongkok ke koleksi museum tersebut, menurut Hsiao.
Jumlah pengunjung Tiongkok ke Taiwan turun drastis dari sekitar 2,7 juta per tahun pada akhir 2010-an menjadi hanya 329.000 pada sepuluh bulan pertama tahun 2024, akibat COVID-19 dan larangan Beijing terhadap kunjungan kelompok tur Tiongkok ke Taiwan.
Apakah larangan tersebut akan dicabut sepenuhnya atau sebagian pada tahun 2025 masih belum diketahui, namun Hsiao menegaskan, "Terlepas dari apakah kedua sisi Selat Taiwan akan dibuka tahun depan, upaya akan tetap dilakukan untuk menarik 3,5 juta pengunjung."
Mencerminkan tantangan yang dihadapi industri pariwisata Taiwan secara umum, National Palace Museum—salah satu daya tarik utama bagi pengunjung asing—masih berjuang untuk kembali ke level sebelum pandemi.
Pada tahun 2019, sebelum COVID-19 mengganggu aliran wisatawan internasional, National Palace Museum mencatatkan 3,8 juta pengunjung hanya di Cabang Utara—lebih dari dua kali lipat jumlah yang diperkirakan akan dikunjungi lima tahun kemudian.
Jumlah pengunjung yang tertinggal bukan satu-satunya tantangan yang dihadapi museum yang menyimpan hampir 700.000 artefak tersebut, termasuk perunggu kuno, keramik, batu giok, lukisan, dan ukiran dari Tiongkok.
Pada acara yang sama, Wakil Direktur Urusan Administrasi Huang Yung-tai (黃永泰) mengatakan bahwa museum tersebut akan melaporkan kepada Legislatif "Di masa depan" mengenai pembekuan anggaran yang diberlakukan pada renovasi museum yang didanai negara.
Para legislator bulan ini membekukan anggaran NT$350 juta untuk Rencana Baru National Palace Museum, yang menimbulkan keraguan apakah proyek renovasi yang sedang berlangsung akan selesai tepat waktu.
Huang mengatakan renovasi terus berlanjut, dengan gedung perpustakaan Cabang Utara dijadwalkan dibuka sebagai area pameran kedua pada Juni 2025.
Selesai/IF