Oleh Jennifer Aurelia, penulis staf CNA
Tak sekadar angka kembar, “Double Tenth Day” melukiskan perjalanan penuh liku bagi masyarakat Republik Tiongkok yang sekarang kita kenal juga sebagai Taiwan. Meski ada perbedaan dalam menyikapinya, ia menandai peralihan corak kepemimpinan dari Monarki di Tiongkok Daratan menjadi Republik hingga memengaruhi penetapan tahun di Taiwan sampai saat ini.
Tak heran bagi sebagian orang di Taiwan, Hari Nasional dianggap sebagai momen penting untuk memperingati cucuran keringat dan tetesan darah penuh perjuangan untuk mencapai titik kebebasan, nasionalisme, dan kemakmuran yang berdiri kokoh hingga saat ini.
Tak luput dari sejarah, sistem perhitungan tahun Taiwan yang unik juga menarik diperhatikan sebagai bagian integral dari identitas budaya dan perjalanan sejarahnya.
Perhitungan tahun di Taiwan
Jika perhitungan kalender Gregorian dihitung sejak kelahiran Yesus Kristus dari Nazareth, maka di Taiwan penanggalannya justru baru dimulai setelah revolusi Xinhai, sebuah revolusi terbuka terhadap monarki Tiongkok, Dinasti Qing di tanggal 10 Oktober 1911.
Momentum ini lantas diperingati sebagai hari proklamasi Republik Tiongkok sekaligus menjadi akhir dari dua ribu tahun kekuasaan dinasti di Tiongkok yang hingga sekarang dirayakan dengan sebutan "Double Tenth Day" tadi.
Tahun 1912 Republik Tiongkok berdiri di bawah kepimpinan Sun Yat-sen yang terpilih sebagai presiden dan berbasis di Nanjing dan dimulai sebagai tahun yang baru.
Di Taiwan, perhitungan ini dikenal dengan kalender Minguo (民國) yang berarti "Republik" dalam bahasa Mandarin atau Kalender Taiwan.
Tak heran kalau tahun di Taiwan saat ini adalah tahun ke-113 sejak revolusi tersebut.
Namun di tahun 1949 pecah perang saudara di Tiongkok antara Partai Komunis Tiongkok (CCP) yang dipimpin oleh Mao Zedong dengan nasionalis Kuomintang (KMT) yang memimpin Republik Tiongkok saat itu dan dinahkodai oleh Chiang Khai Shek.
CCP mampu memukul mundur KMT hingga mereka menyingkir ke Taiwan. Sementara CCP mendirikan bentuk republik baru yang kini dikenal sebagai Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Tetap diperingati meski beda pendapat
Banyak pendapat soal identitas Taiwan ini. Di satu sisi, KMT masih menganggap Taiwan adalah bagian Republik Tiongkok di daratan yang suatu saat akan kembali bersatu di bawah kepemimpinan nasionalis KMT. Sementara rezim yang memimpin Taiwan saat ini beranggapan bahwa Taiwan adalah entitas mandiri yang terpisah dari RRT.
Namun meski beda pendapat, perayaan Hari Nasional tetap diperingati bersama dan menjadi simbol perjuangan untuk kemerdekaan dan identitas nasional.
Hari ini tidak hanya diperingati sebagai momen bersejarah, tetapi juga sebagai pengingat akan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh para pendahulu Republik Tiongkok juga nilai-nilai Taiwan saat ini seperti demokrasi dan hak asasi manusia.
Sejak itu, Taiwan merayakan hari tersebut dengan berbagai acara dan perayaan, termasuk parade, pertunjukan seni, dan upacara resmi. Perayaan ini bertujuan untuk menegaskan komitmen masyarakat Taiwan terhadap kemajuan yang telah dicapai serta merayakan kebanggaan akan identitas nasional mereka.
Selesai/IF