Taichung, 1 Sept (CNA) Seniman bunyi asal Bandung, Indonesia, Rama Saputra menjalani sejumlah penampilan di Taiwan pada Agustus dan September 2024, tampilkan sejumlah karya bunyi kontemporer yang menghubungkan Indonesia dan Taiwan.
Ditemui dalam acara Sonic Shaman Pre-lude x Rocking Indonesia di Taichung, Minggu (1/9), Rama menyebut dalam penampilan kali ini misalnya, mendemonstrasikan sejumlah bunyi yang merupakan manifestasi perjalanan kesenian Rama di area ini.
Ia menggabungkan potongan film Indonesia dengan dentuman ritmis, menciptakan harmoni antara nada-nada musik Indonesia dan Taiwan.
“Fokusnya budaya vernakular dan ritme. Selain itu juga sebetulnya dari bunyi-bunyian Timur Tengah, karena saya pernah residensi di Arab Saudi pada 2022, 2024 kemarin, dan kemudian 2025,” kata Rama kepada CNA.
Menurut Rama, jenis seni yang ia tampilkan pada dasarnya menggunakan media musik sebagai sarana kesenian yang baru.
“Inspirasinya tentu bunyi-bunyian populer yang kemudian diterjemahkan dalam suara elektronik. Bunyi-bunyikan ini didasari dari riset selama residensi di beberapa negara dan kemudian diolah melalui perangkat elektronik,” kata Rama yang aktif berkesenian di bidang ini sejak tahun 2011 ketika menyelesaikan tugas akhirnya di Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung.
Menurut Rama, lewat kesenian bunyi ini ia juga merekam fenomena sosial, sehingga sampel-sampel yang ia hadirkan kerap kali menangkap percakapan, suasana, dan sebagainya.
“Seperti soundscape,” ujarnya, seraya mengatakan akan di Taiwan sampai pertengahan September nanti.
Ini bukan kali pertama Rama tampil di Taiwan; sebelumnya, ia juga berkolaborasi dalam proyek seni seperti Taipei Biennial 2024 pada Januari lalu.
Selain itu pada kedatangannya kali ini ia juga berpartisipasi pada pameran “Rocking Indonesia” di Galeri TheCube Space di Taipei dan akan berbagi panggung bersama artis bunyi Taiwan, Alica Han dengan nama grup Sundialll.
Menurut Rama, kegiatan seni di Taiwan terutama seni bunyi sangat menarik dan ini menjadi inspirasi bagi dirinya.
“(Di Taiwan) lebih progresif tentunya. Satu hal menarik, di Taiwan ini antara hedonis, tradisi, dan kapitalnya seimbang, sehingga penciptaan keseniannya pun sangat khas,” ucap dia.
Ajang kumpul seniman sonik
Jeph, kurator acara ini, menjelaskan bahwa ruang kreatifnya di Taipei, TheCube Project Space, menyelenggarakan Sonic Shaman 2024: Prelude feat. Rocking Indonesia Touring Concert di Taichung sebagai ajang berkumpulnya seniman dari berbagai latar belakang, termasuk suara eksperimental, musik elektronik, seni pertunjukan, dan rock Indonesia.
Pertunjukan ini juga merupakan awal dari Sonic Shaman 2024, festival reguler yang dijadwalkan pada bulan November 2024, menggabungkan resonansi sensorik dan spekulatif melalui kehadiran pendengaran, visual, dan fisik.
Edisi pertama Sonic Shaman: TheCube Forum Music Festival pada tahun 2022 merupakan festival musik eksperimental perintis Taiwan yang menjembatani musik elektronik, suara eksperimental, pidato performatif, dan seni kontemporer.
Pada akhir November 2024, edisi kedua, bertema 'Indifference / Difference Inn,' akan berlayar sekali lagi, menggabungkan seni kontemporer dengan berbagai eksperimen suara, dan selanjutnya mengintegrasikan beragam bentuk seperti seni pertunjukan, penjadwalan teater, dan pemutaran film, mengungkap kemungkinan baru festival musik.
“Acara ini juga secara khusus mengundang seniman dan kurator pameran Rocking Indonesia yang berpartisipasi pada saat yang sama di tempat theCube Taipei,” kata Jeph.
Sonic Shaman: Prelude feat. Rocking Indonesia Touring Concert 2024 melampaui berbagai dimensi. Penampil dari Indonesia termasuk Rama Saputra (suara eksperimental) bergabung dengan sejumlah aksi dari Taiwan seperti ada PA66, Chen Yi Chung, Tian Group, dan Social Dis Dance.
“Para penampil yang luar biasa ini menghadirkan suasana santai namun penuh gairah artistik bagi para penonton di hari Minggu sore,” ucap dia.
Selesai/JA