EVA Air selidiki wafatnya pramugari yang sakit saat bertugas

13/10/2025 15:48(Diperbaharui 13/10/2025 15:58)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 13 Okt. (CNA) EVA Airways, maskapai asal Taiwan, Senin (13/10) mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan bahwa seorang manajer kru kabin telah mengabaikan kondisi seorang pramugari yang sakit parah saat bertugas dan kemudian meninggal.

Maskapai tersebut menanggapi sebuah unggahan yang beredar di media sosial, yang mengklaim pramugari tersebut sudah merasa sakit selama penerbangan keluar Taiwan baru-baru ini, dan telah memberi tahu manajer kru kabin.

Meskipun kondisi pramugari tersebut semakin memburuk pada penerbangan kembali, pemimpin kru kabin tidak menghubungi Medlink -- layanan berbasis darat yang memberikan panduan selama keadaan darurat medis di dalam pesawat -- dan bersikeras agar ia tetap bekerja, menurut unggahan.

Bahkan setelah pesawat mendarat, pemimpin kru mengabaikan permintaan sang pramugari untuk menggunakan kursi roda dan memanggil ambulans. Ia akhirnya dibawa ke rumah sakit, di mana ia kemudian meninggal dunia, menurut unggahan tersebut.

"Ini bukanlah suatu kebetulan yang disesalkan, melainkan hasil dari ketidakpedulian sistemik dan jangka panjang terhadap kesehatan anggota kru," tulis unggahan tersebut, yang ditulis secara anonim oleh seseorang yang mengaku sebagai sesama kru kabin.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Senin, Taoyuan Flight Attendants Union dan serikat perusahaan EVA Airways mengatakan insiden tersebut terjadi pada penerbangan dari Milan ke Taipei pada akhir September.

Serikat pekerja mengatakan mereka berharap tragedi ini akan membuat maskapai lebih responsif terhadap kru kabinnya, yang sering kali takut mengambil cuti sakit atau cuti pribadi karena dapat memengaruhi penilaian kinerja dan bonus tahunan mereka.

Serikat pekerja juga sedang menyelidiki apakah perilaku manajer kru kabin tersebut merupakan bentuk perundungan di tempat kerja, dan mendorong EVA Air untuk melakukan hal yang sama, menurut pernyataan tersebut.

Menanggapi laporan tersebut, EVA Air mengonfirmasi mereka telah berkomunikasi dengan keluarga pramugari tersebut selama masa perawatannya di rumah sakit, dan telah mengetahui tentang kematian mendiang pada 11 Oktober.

Selain menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, perusahaan mengatakan telah membuka penyelidikan untuk mencari tahu fakta-fakta insiden tersebut dan akan terus memberikan dukungan kepada keluarga mendiang.

Sementara itu, Kantor Inspeksi Tenaga Kerja Kota Taoyuan hari Senin mengatakan mereka telah mengirim pejabat ke EVA Airways untuk memulai penyelidikan mereka sendiri terkait insiden tersebut.

Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (CAA) menyatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan tidak berkala terhadap maskapai, dengan metode yang berbeda setiap kalinya.

Dalam kasus ini, CAA menegaskan setelah meninjau laporan, manajer kru kabin saat itu tidak menyebutkan adanya anggota awak yang sakit, namun rincian lebih lanjut masih dalam proses klarifikasi antara EVA Air dan para kru.

Di sisi lain, Kementerian Ketenagakerjaan (MOL) menyampaikan pihaknya telah menugaskan pengerahan petugas guna melakukan pemeriksaan ketenagakerjaan di lokasi, dan berdasarkan temuan awal, pramugari tersebut telah melaporkan kondisi tubuh yang tidak sehat.

Proses kerja pramugari di dalam pesawat, situasi di lokasi, interaksi dengan kru dan atasan lainnya, serta kemungkinan adanya pelanggaran terhadap peraturan ketenagakerjaan akan diselidiki lebih lanjut, kata MOL.

Untuk itu, pihak berwenang akan mewawancarai kru penerbangan yang bertugas dalam penerbangan tersebut guna merekonstruksi kejadian dari berbagai sudut pandang, kata kementerian.

Jika EVA Air terbukti melakukan kelalaian, mereka akan disanksi sesuai hukum dan diwajibkan memperbaiki sistemnya, kata MOL, seraya mencatat maskapai tersebut telah beberapa kali melakukan pelanggaran sehingga kementerian akan memperketat pemeriksaan.

Kementerian tersebut menegaskan bahwa pemberi kerja wajib menyetujui cuti pekerja sakit yang telah menjelaskan alasan dan durasinya secara lisan atau tertulis sebelumnya, serta telah melengkapi prosedur izin.

Dalam kasus darurat medis, kedua pihak harus menempatkan kesehatan pekerja sebagai prioritas utama, dan prosedur izin cuti dapat diurus pihak lain atas nama pekerja, kata kementerian.

(Oleh Yu Hsiao-han, Wu Jui-chi, Matthew Mazzetta, Chang Hsiung-feng, dan Jason Cahyadi)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ja

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.