Taipei, 14 Des. (CNA) PT. San Neng Bakeware Indonesia telah menyewa lahan dan pabrik di sekitar Jakarta, Indonesia dan direncanakan mulai memproduksi dan memasarkan produk secara lokal pada 2025, kata CEO San Neng Group Holdings Co. Xiao Kai-feng (蕭凱峰), Jumat (13/12).
Xiao menjelaskan bahwa potensi besar pasar tata boga di Indonesia, yang memiliki populasi besar, menjadi salah satu alasan utama ekspansi ini.
San Neng tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, tetapi juga ingin mendukung kebutuhan pabrik-pabrik milik pengusaha Taiwan yang beroperasi di Indonesia, ujarnya.
Menurut Xiao, lokasi pabrik itu dipilih di sekitar Jakarta di Pulau Jawa, yang merupakan pusat ekonomi dengan populasi padat, ketimbang ibu kota baru, Nusantara, yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya San Neng sempat mempertimbangkan Malaysia sebagai target ekspansi pasar Asia Tenggara.
Namun, setelah mengevaluasi peningkatan pendapatan nasional serta potensi konsumsi roti dan kue Indonesia yang lebih tinggi, perusahaan memutuskan untuk mendirikan pabrik di Indonesia, kata Xiao.
Dalam rapat pemegang saham pada Jumat, San Neng Group menyampaikan bahwa proyek produksi lokal di Indonesia yang dimulai pada 2024 berjalan sesuai rencana.
Melalui San Neng Indonesia, perusahaan tersebut mengungkapkan mereka berharap dapat memperluas jangkauan ke pasar Asia Tenggara serta mewujudkan visi untuk "Meningkatkan teknologi tata boga di Asia dan menciptakan ekosistem baking bersama," kata perusahaan itu.
San Neng Group, yang didirikan di Taichung pada 1982, juga menekankan pengalaman lebih dari 40 tahun mereka dalam memproduksi peralatan tata boga yang aman dan higienis.
Ke depannya, perusahaan itu mengungkapkan mereka berencana mengembangkan produk tambahan seperti peralatan untuk kegiatan berkemah, kopi, dan rekreasi luar ruangan.
Selain itu, San Neng menunjukkan mereka juga mendukung inisiatif ESG -- lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan, untuk pembangunan berkelanjutan.
Salah satunya, menurut perusahaan tersebut, adalah melalui pengembangan produk ramah lingkungan yang mengurangi penggunaan plastik, seperti dengan produk antimikroba berbahan serat kayu dan bubuk cangkang tiram.
(Oleh Pan Chih-yi dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC