Taipei, 19 Juni (CNA) Kantor Kejaksaan Distrik New Taipei hari Rabu (18/6) menuntut 17 orang dan tujuh perusahaan atas berbagai tuntutan, termasuk pembuangan limbah ilegal, deklarasi palsu, hingga pelanggaran kepercayaan khusus.
Kasus ini melibatkan perusahaan publik Fulltech Fiber Glass Corp., yang memproduksi produk sampingan dari limbah kaca yang dapat didaur ulang serta serat kaca yang tidak dapat didaur ulang di lini produksinya, menurut pernyataan berita yang dirilis kantor kejaksaan.
Limbah kaca seharusnya didaur ulang oleh perusahaan bersertifikat, sementara serat kaca harus ditangani unit pembersihan limbah.
Menurut kejaksaan, untuk mengurangi biaya tinggi pembuangan serat kaca secara benar di pabrik perusahaan di Kabupaten Yunlin, seorang manajer di departemen urusan umum Fulltech, bermarga Su (蘇), menandatangani kontrak atas nama perusahaan dengan beberapa perusahaan hilir.
Perusahaan-perusahaan daur ulang bersertifikat atau pembuangan limbah itu kemudian membantu menyamarkan material tersebut sebagai limbah kaca biasa dari Januari 2018 hingga Desember 2024, kata kejaksaan.
Karyawan Fulltech kemudian mengajukan deklarasi palsu pada formulir dan catatan operasi, kata kejaksaan.
Untuk menghindari pihak berwenang mendeteksi pembuangan ilegal tersebut, Su dan rekan konspiratornya menghapus semua catatan serat kaca dalam proposal pembuangan limbah perusahaan kepada departemen perlindungan lingkungan setempat, kata kejaksaan.
Dengan skema ini, Fulltech mengurangi biaya sebesar NT$335,16 juta (Rp185,87 miliar) sementara perusahaan hilir menerima NT$119,63 juta, NT$3,04 juta, NT$8,79 juta, dan NT$4,84 juta sebagai keuntungan ilegal, kata kejaksaan.
Perusahaan lain yang juga menjadi terdakwa mengirimkan serat kaca yang dibuang dan memperoleh total NT$8,25 juta.
Selain itu, Su meminta komisi dari dua perusahaan saat ia memperbarui kontrak dengan mereka, memperoleh total NT$6,64 juta, kata kejaksaan.
Selesai/ML