Taipei, 31 Agu. (CNA) Tingkat hunian hotel di Taiwan turun pada paruh pertama tahun ini karena pelancong lebih memilih berlibur ke luar negeri pasca-COVID-19 dan tarif kamar rata-rata per hari turun 2 persen dari tahun lalu, kata Direktorat Jenderal Pariwisata hari Rabu (27/8).
Data menunjukkan bahwa tingkat hunian hotel berlisensi turun 2,9 persen menjadi 47,3 persen dan tingkat hunian penginapan dengan sarapan turun 3,84 persen menjadi 22,69 persen, pada paruh pertama tahun ini.
Lembaga tersebut mengatakan fluktuasi nilai tukar mata uang asing mendorong penduduk lokal untuk berlibur ke luar negeri, terutama karena yen Jepang melemah terhadap dolar Taiwan.
Menurut hitungan terbaru administrasi, jumlah pelancong Taiwan yang mengunjungi Jepang melonjak 71,25 persen dari tahun lalu menjadi sekitar 1,4 juta, menjadikannya pilihan utama bagi wisatawan Taiwan.
Gempa bumi berkekuatan 7,2 SR yang mengguncang Hualien 3 April lalu, berdampak besar bagi industri pariwisata di kabupaten tersebut.
Tingkat hunian hotel di Hualien turun menjadi 10-20 persen pada paruh pertama tahun ini, dari 40-60 persen tahun lalu, kata lembaga tersebut.
Pada paruh pertama tahun ini, harga kamar hotel rata-rata di Taiwan turun menjadi NT$2,885 (Rp1.392.727), turun NT$71 atau 2,4 persen dari tahun lalu. Sementara itu, harga rata-rata penginapan dengan sarapan turun menjadi NT$2,488, turun NT$45 atau 1,78 persen, kata administrasi.
Lembaga tersebut mengatakan bahwa penurunan harga kamar hotel rata-rata per hari paruh pertama tahun ini menunjukkan pertumbuhan harga di Taiwan yang stagnan.
Pada kuartal pertama tahun ini, harga rata-rata hotel naik 3,4 persen menjadi NT$3,135 per hari, akibat inflasi, menurut administrasi.
Selesai/ ML