Taipei, 24 Nov. (CNA) Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) di Indonesia mengatakan mereka pekan lalu menggelar seminar peningkatan keamanan regional dan kerja sama ekonomi kedua negara serta mengadakan jamuan makan siang untuk alumni yang menempuh studi di Taiwan.
Kegiatan pada 17 November ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman tentang isu lintas selat di berbagai sektor di Indonesia dan memperkuat interaksi serta hubungan antar alumni yang telah belajar di Taiwan, kata kantor tersebut dalam sebuah rilis pers.
Dalam sambutan pembukaan, Wakil Kepala TETO Trust Lin (林信任) mengungkapkan Taiwan bukan hanya mitra penting dalam manufaktur berteknologi tinggi global dan rantai pasokan demokratis, "Tetapi juga anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab."
Wakil Presiden Hsiao Bi-khim (蕭美琴) menghadiri pertemuan tahunan Aliansi Antar-Parlemen untuk Tiongkok (IPAC) di Parlemen Eropa pada 7 November, "Dan memberikan pidato yang menekankan pentingnya Taiwan yang terletak pada sistem demokrasinya yang aktif, perannya yang signifikan dalam perekonomian global, serta tanggung jawabnya sebagai mitra internasional," kata Lin.
"Sebagai kekuatan utama untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," kata Lin, Taiwan akan terus mempertahankan status quo, menjaga perdamaian di Selat Taiwan, serta mendorong kemakmuran dan pembangunan di kawasan.
Para diplomat di Kementerian Luar Negeri (MOFA) dan misi-misi luar negerinya menunjukkan ketahanan dan kepercayaan diri, dengan melakukan yang terbaik untuk menjaga kedaulatan, martabat, dan kepentingan Taiwan, serta hak dan kepentingan rakyatnya, kata Lin.
MOFA juga menerapkan diplomasi terpadu, yang bertujuan mewujudkan diplomasi berbasis nilai dan mengubah Taiwan menjadi pusat kekuatan ekonomi global yang berkembang sesuai visi Presiden Lai Ching-te (賴清德), ucap Lin.
"Berdasarkan tiga pilar: demokrasi, perdamaian, dan kemakmuran, Taiwan mendorong kerja sama internasional dan memperdalam kemitraan, serta menunjukkan bahwa Taiwan adalah kekuatan penting bagi stabilitas dan kemakmuran di Indo-Pasifik dan menggarisbawahi nilainya sebagai model global kebebasan dan demokrasi," ujarnya.
Lin mengatakan ia berharap kegiatan ini menyatukan seluruh alumni yang pernah belajar di Taiwan, meningkatkan perhatian pemerintah Indonesia dan masyarakat sipil terhadap kerja sama antara kedua negara di berbagai sektor, serta bersama-sama memajukan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.
Seminar khusus ini dibawakan Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia Broto Wardoyo,dan Kepala Departemen Hubungan Internasional BINUS University Rangga Aditya Elias, menurut rilis pers.
Mereka membahas cara untuk meningkatkan pertukaran dan kolaborasi antara Taiwan dan Indonesia dalam berbagai sektor, seperti hubungan internasional, perdagangan, teknologi dan ilmu pengetahuan, serta sektor pertanian, kata TETO.
Selesai/IF