Taipei, 21 Sep. CNA) Lebih dari satu dari lima remaja di Taiwan mengaku pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri, dengan siswi perempuan melaporkan perasaan yang lebih kuat dibandingkan siswa laki-laki, menurut sebuah survey oleh Child Welfare League Foundation (CWLF).
Dalam skala lima poin dari “tidak sama sekali” hingga “sangat kuat,” sebanyak 23,4 persen siswi yang memiliki pikiran bunuh diri menyatakan perasaan mereka “cukup kuat hingga sangat kuat,” dibandingkan dengan 7,5 persen siswa laki-laki, kata CWLF dalam sebuah konferensi pers.
Survei yang dilakukan dari 27 Mei hingga 30 Juni ini mengumpulkan 7.007 respons valid dari siswa SMP, SMA, dan sekolah kejuruan di seluruh Taiwan. Dari para responden, 52,9 persen adalah perempuan, 46,3 persen laki-laki, dan 0,8 persen mengidentifikasi sebagai lainnya, kata CWLF.
Sumber utama tekanan emosional meliputi tekanan akademis, tekanan dari teman sebaya, stres keluarga, dan trauma masa lalu, dengan hampir 30 persen melaporkan perasaan mudah marah, depresi, atau rendah diri dari tingkat sedang hingga sangat, kata CWLF.
Yayasan tersebut memperingatkan bahwa tekanan emosional dapat menyebabkan masalah tidur, dengan 47,9 persen siswa melaporkan kurang tidur, 46,6 persen memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, dan 20,5 persen merasa enggan untuk bersekolah dua hingga tiga hari per minggu.
Di antara siswa yang mencari bantuan, 46,5 persen mengatakan mereka menggunakan AI generatif, lebih tinggi daripada mereka yang beralih ke kantor konseling sekolah (41,1 persen) atau profesional kesehatan mental (30,4 persen).
Meskipun sejak Agustus 2024 siswa SMA diperbolehkan mengambil cuti kesehatan mental, lebih dari 60 persen menyatakan tidak memahami aturan tersebut, sementara hampir separuh dari yang mencoba memanfaatkannya menghadapi hambatan dari pihak keluarga atau staf sekolah, menurut survei.
Li Hung-wen (李宏文) dari CWLF mengatakan ketergantungan pada AI menyoroti kurangnya akses ke sumber daya resmi, dan mendesak Kementerian Pendidikan untuk menghapus hambatan bagi siswa yang ingin mengambil cuti kesehatan mental.
Siswa yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi layanan 1925 atau 1995 untuk konseling.
Selesai/ja