Taipei, 5 Sep. (CNA) Tiga pekerja migran Indonesia (PMI) ditipu oleh jaringan penipuan dengan menggunakan nomor WhatsApp Indonesia, laporan tersebut disampaikan oleh Nikolas Kurniadi perwakilan dari Bank Negara Indonesia (BNI) Taiwan kepada CNA. Dua orang PMI mengirimkan uang NT$20.000 (Rp 10,7 juta) pada penipu tersebut, karena dijanjikan akan dibantu untuk pembukaan pemblokiran.
Saat dihubungi CNA pada Jumat (5/9), Nikolas mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari tiga PMI yang bekerja di Taiwan pada tanggal 25-30 Agustus. PMI tersebut melaporkan bahwa mereka tertipu dengan nomor WhatsApp Indonesia yang mengatasnamakan BNI berjanji membantu PMI yang rekening banknya dibekukan.
Ramai diberitakan sebelumnya oleh media di Indonesia bahwa Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melakukan pemblokiran terhadap rekening bank yang berstatus dormant. Mengutip dari situs resmi PPATK, rekening dormant adalah jenis rekening tabungan atau giro milik nasabah di bank yang tidak digunakan untuk transaksi apapun dalam jangka waktu tertentu-biasanya tiga bulan hingga 12 bulan.
Seperti yang diceritakan Nikolas pada CNA, awalnya para PMI tersebut tergiur dengan iklan dari media sosial Facebook yang mengatasnamakan BNI yang dapat membantu mereka untuk menyelesaikan masalah apapun. Salah satu nasabah yang menghubungi Nikolas menceritakan bahwa ia menghubungi nomor yang tertera pada medsos tersebut untuk mengadu bahwa nomor rekening banknya diblokir.
Penipu tersebut menjanjikan dalam beberapa hari akan membuka rekening yang dormant tersebut. Namun, nasabah harus membayar uang administrasi sebesar NT$20.000 untuk aktivasi. Uang tersebut harus dibayarkan dengan cara transfer pengiriman uang NT$ ke Rupiah, dikarenakan pelaku kejahatan berpura-pura menjadi perwakilan BNI di Taiwan.
Pelaku mengirimkan barcode pengiriman uang dan korban membayarnya ke toserba 7-11 di tempatnya. Selang beberapa waktu lamanya, nomor korban diblokir dan si penipu hilang. Korban baru tersadar jika ia tertipu saat melaporkan kejadian tersebut pada Nikolas, perwakilan BNI yang asli.
Nikolas mengatakan, dalam kurun waktu satu minggu, tiga orang tertipu dengan modus mengatasnamakan BNI untuk mengurus pemblokiran pembukaan TPATK, pergantian kartu ATM, dan aktivasi mobile banking. Jumlah penipuan beragam dari NT$5.000- NT$20.000, ujarnya.
Seperti yang pernah diberitakan CNA sebelumnya, penipuan dengan modus mengatatasnamakan BNI kerap terjadi pada PMI di Taiwan. Sebelumnya, banyak dijumpai kasus penipuan pembukaan rekening BNI di Taiwan.
Baca berita sebelumnya https://indonesia.focustaiwan.tw/society/202504295002
Agung Wardhana, remmitance representative BNI di Taiwan kepada CNA menjelaskan pembukaan rekening BNI secara online hanya bisa dilakukan melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan aplikasi Wondr by BNI.
“BNI tidak pernah melayani pembukaan rekening melalui aplikasi percakapan seperti LINE, WhatsApp, atau Facebook Messenger. BNI tidak pernah melayani pembukaan rekening secara langsung di Taiwan, pembukaan rekening BNI di Taiwan hanya melalui authorized agent yang ditunjuk BNI di Taiwan,” ujarnya.
Agung mengingatkan, untuk seluruh nasabah BNI yang ada di Taiwan, mohon agar dapat lebih berhati-hati atas tawaran pembukaan rekening, pinjaman atau pengiriman uang ke Indonesia yang mengatasnamakan bank BNI.
“Teman-teman dapat menghubungi official LINE kami dengan username @bnitaiwan untuk semua pertanyaan terkait dengan layanan BNI di Taiwan,” jelas Agung.
Selesai/IF