Taipei, 6 Juni (CNA) Pihak berwenang setempat di Kabupaten Taitung mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mengganggu ular di alam liar, menyusul lima kasus gigitan ular yang dilaporkan di wilayah tenggara Taiwan itu sepanjang 2025.
Lin Chien-cheng (林建誠), sekretaris Departemen Pemadam Kebakaran Kabupaten Taitung, mengatakan kepada CNA pada Jumat (6/6) bahwa dari lima kasus gigitan ular baru-baru ini, dua di antaranya di Desa Donghe melibatkan ular habu Taiwan, satu melibatkan ular viper Tiongkok di dekat Jalur Kereta Api Jalur Selatan, dan dua lainnya disebabkan oleh ular yang tidak teridentifikasi.
Ia menyarankan warga yang tinggal di dekat ladang untuk berhati-hati terhadap ular yang bersembunyi di area dalam ruangan yang teduh, terutama saat masuk atau keluar rumah di malam hari.
Jika terjadi gigitan ular, Lin mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan, jika memungkinkan, mengidentifikasi jenis ular tersebut untuk membantu dokter dalam memberikan antibisa yang sesuai.
Biro kesehatan masyarakat kabupaten tersebut menyatakan bahwa siapa pun yang tergigit harus segera dibawa ke rumah sakit. Mereka menambahkan bahwa seluruh 16 kecamatan di Kabupaten Taitung telah dilengkapi dengan stok antibisa.
Juga pada Jumat, Kepala Departemen Pertanian Kabupaten Taitung, Hsu Chia-hao (許家豪), mengatakan kepada CNA bahwa aktivitas ular memuncak antara bulan Mei hingga Oktober setiap tahunnya, seiring dengan bulan-bulan terpanas dan paling lembap di Taitung.
Ia menyebut ada 565 laporan terkait ular sepanjang 2024, dengan sekitar 70 persen terjadi pada periode tersebut, dan puncaknya terjadi pada bulan Agustus.
Hsu menuturkan bahwa ular cenderung tinggal di area yang ditumbuhi rumput liar atau penuh dengan tumpukan barang. Untuk mencegah ular masuk ke rumah, ia menyarankan warga menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menarik hewan mangsa seperti tikus.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak berjalan melalui rumput liar yang tinggi atau mengangkat batu saat beraktivitas di luar ruangan. Jika bertemu ular, masyarakat diminta untuk tidak mengganggu atau mencoba mengusirnya sendiri, melainkan segera menghubungi layanan darurat 1999 agar petugas profesional dapat menangani situasi tersebut.
Hsu menambahkan bahwa banyak spesies ular di Taiwan termasuk hewan yang dilindungi dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memangsa tikus, sehingga membunuh ular tidak dianjurkan.
Pemerintah Kabupaten Taitung menyampaikan bahwa sebagian besar ular tidak menyerang manusia secara aktif, melainkan hanya bereaksi saat merasa terancam. Masyarakat diimbau untuk mengikuti tiga prinsip keselamatan: “jangan bergerak, jangan kagetkan, dan segera laporkan” demi menjaga keselamatan pribadi dan kelestarian lingkungan.
Selesai/JA