Taipei, 25 Mei (CNA) Kasus COVID-19 sedang melonjak di Taiwan, dengan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menyebut gelombang infeksi yang sedang berlangsung sebagai "Cepat dan kuat," serta memperkirakan wabah ini akan terus berlangsung hingga akhir Juli. CNA telah merangkum informasi penting tentang gejala, perkembangan wabah, dan vaksinasi.
Seberapa serius wabah COVID-19 saat ini di Taiwan?
Sebanyak 19.097 kunjungan rawat jalan dan gawat darurat terkait COVID-19 dilaporkan dari 11-17 Mei, menandai peningkatan sebesar 88,2 persen dari 10.149 kunjungan pada pekan sebelumnya, menurut data yang disampaikan CDC dalam jumpa pers rutin pada Selasa (20/5).
Lonjakan hampir 90 persen dalam jumlah kasus ini juga menandai kenaikan mingguan keenam berturut-turut, meskipun totalnya masih di bawah 23.778 yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu, tambah CDC.
Juru bicara CDC Lo Yi-chun (羅一鈞) mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa jumlah total kunjungan pekan ini telah melebihi 19.000 dan memperkirakan jumlahnya bisa berlipat ganda pada akhir pekan.
"Gelombang infeksi ini jelas sedang meningkat dan benar-benar cepat serta intens," kata Lo, memperkirakan puncaknya akan terjadi pada pertengahan hingga akhir Juni, dengan kunjungan rawat jalan dan gawat darurat mingguan bisa mencapai atau melampaui 100.000, dan berlanjut hingga akhir Juli.
Mengapa gelombang infeksi kali ini begitu "Cepat dan intens"?
Lo menyatakan bahwa lonjakan kasus baru-baru ini disebabkan oleh pergeseran varian terkait Omicron. Ia menjelaskan bahwa sementara varian dominan di Taiwan enam pekan lalu adalah XEC, kini telah digantikan oleh NB.1.8.1 dari garis keturunan XDV dalam lima pekan terakhir.
NB.1.8.1 memiliki kemampuan penghindaran kekebalan yang kuat — artinya ia lebih mudah menghindari pertahanan tubuh yang sudah ada — dan tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan varian lain, kata Lo, mencatat bahwa varian ini juga menunjukkan peningkatan keberadaan di negara-negara tetangga.
Faktor lain di balik peningkatan infeksi, kata Lo, adalah bahwa hampir satu tahun telah berlalu sejak wabah besar COVID-19 terakhir di Taiwan, dan kekebalan dari infeksi alami kemungkinan telah menurun di antara mereka yang sebelumnya terinfeksi, membuat mereka rentan kembali.
Ia menambahkan bahwa meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir telah membuat lebih banyak orang melakukan tes cepat, yang juga mungkin menjadi faktor penyumbang kenaikan kasus yang dilaporkan.
Apa karakteristik dari wabah yang sedang berlangsung?
Hwang Kao-pin (黃高彬), wakil direktur di Pusat Pengendalian Infeksi China Medical University Hospital, mengatakan kepada CNA bahwa varian yang mendorong wabah saat ini di Taiwan tidak menyebabkan gejala yang lebih parah, tetapi secara signifikan "Lebih menular" dibandingkan varian sebelumnya.
Ia mengatakan hal ini disebabkan oleh mutasi pada materi genetik virus, yang telah meningkatkan afinitasnya terhadap sel manusia.
Dalam hal gejala, Huang Li-min (黃立民), dokter spesialis penyakit infeksi anak di National Taiwan University Hospital, mengatakan gejala yang paling umum tetap batuk, pilek, demam, dan nyeri badan, dengan beberapa pasien juga mengalami sakit perut dan mual.
Satu perbedaan yang mencolok, kata Huang, adalah bahwa varian baru lebih mungkin menyebabkan peradangan tenggorokan yang parah, dengan gejala seperti tenggorokan kering atau sakit lebih sering dilaporkan.
Apakah vaksin dan pengobatan masih efektif terhadap varian baru?
Mengenai garis keturunan XDV yang menjadi asal varian NB.1.8.1, Lo menjelaskan bahwa ini adalah varian rekombinan yang sangat terkait dengan varian JN.1.
Meskipun varian di bawah garis keturunan XDV memiliki kemampuan penghindaran imun yang lebih kuat, vaksin COVID-19 berbasis JN.1 -- yang saat ini ditawarkan kepada masyarakat oleh CDC -- masih memberikan perlindungan yang efektif, kata Lo.
Obat antivirus juga tetap efektif terhadap varian dalam garis keturunan XDV, tambahnya.
Di mana mendapatkan vaksin dan alat tes cepat?
CDC menawarkan vaksin COVID-19 berbasis JN.1 yang didanai pemerintah untuk individu usia 6 bulan ke atas di Taiwan. Mereka yang masuk dalam kelompok berisiko tinggi — seperti individu berusia 65 tahun ke atas — yang telah menerima satu dosis setidaknya enam bulan lalu juga memenuhi syarat untuk suntikan kedua.
Hingga Jumat, 3,144 juta dosis vaksin COVID-19 masih tersedia, kata CDC, seraya menambahkan bahwa pemerintah akan menyesuaikan distribusi sesuai dengan meningkatnya permintaan vaksinasi.
Keinginan masyarakat untuk divaksin meningkat secara signifikan, dengan 19.189 dosis vaksin COVID-19 diberikan dari Senin hingga Rabu, sekitar tiga kali lipat dari 6.413 dosis yang diberikan dalam periode yang sama minggu lalu, tambah CDC.
Sementara untuk alat tes cepat, Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan Taiwan (TFDA) telah meminta produsen untuk meningkatkan produksi dan telah bekerja sama dengan empat jaringan toko swalayan besar dan apotek di seluruh Taiwan untuk menyediakan alat tes tersebut di toko-toko, menurut CDC.
Selesai/ML