Taipei, 4 Mar. (CNA) Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) berencana memperkenalkan aturan ketenagakerjaan serta meningkatkan gaji guna mengatasi kekurangan perawat yang kembali mencuat akibat kepadatan pasien di ruang gawat darurat (UGD), kata kementerian pada Senin (3/3).
Menurut Kepala Departemen Keperawatan dan Kesehatan kementerian, Tsay Shwu-feng (蔡淑鳳), pihaknya telah menerima berbagai masukan mengenai rencana empat poin untuk mempertahankan tenaga perawat pada 2025 dan akan segera merancang aturan ketenagakerjaan khusus bagi perawat UGD.
Sebelumnya, pada 1 Maret 2024, kementerian telah menerapkan rasio perawat-pasien bagi perawat yang bekerja dalam sif untuk memastikan keberlangsungan operasional rumah sakit sepanjang waktu. Rumah sakit yang memenuhi rasio ini diberikan insentif keuangan, ujar Tsay dalam sebuah konferensi pers Senin.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan rasio perawat-pasien khusus untuk UGD, sehingga para perawat dapat bekerja dalam lingkungan yang memiliki jumlah tenaga kerja yang memadai, tambahnya.
Sejak libur Tahun Baru Imlek pada akhir Januari, Taiwan mengalami kepadatan pasien UGD akibat keterbatasan tempat tidur rumah sakit bagi pasien yang perlu dirawat inap.
Dalam pernyataan pada 22 Februari, Taiwan Society of Emergency Medicine menyatakan bahwa kepadatan tidak hanya terjadi di UGD, tetapi juga di seluruh sistem medis. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menyebabkan gelombang besar pengunduran diri tenaga kesehatan.
Untuk mengatasi masalah ini, kementerian telah mengalokasikan anggaran NT$4,7 miliar (Rp2,3 triliun) tahun ini sebagai insentif bagi perawat yang bekerja pada shift malam dan shift dini hari. Besaran insentif akan sama untuk setiap shift, terlepas dari jenis bangsal atau unit medis tempat perawat bertugas, kata Tsay.
Terkait usulan pemberian subsidi bulanan NT$10.000 bagi perawat, Tsay menegaskan bahwa prioritas kementerian adalah meningkatkan transparansi dalam penghitungan gaji perawat. Saat ini, sekitar 480 rumah sakit di Taiwan telah mempublikasikan rincian gaji perawat.
Sebagai contoh, National Taiwan University Hospital mencantumkan di situsnya bahwa gaji bulanan perawat berlisensi dengan gelar sarjana, termasuk bonus, sekitar NT$46.000. Sementara itu, mereka yang bekerja pada shift malam dan dini hari akan menerima tambahan NT$600-NT$1.080 per sif.
MOHW juga sedang berdiskusi dengan Kementerian Dalam Negeri mengenai kemungkinan memberikan opsi bagi perawat laki-laki untuk menjalani wajib militer dengan bekerja di rumah sakit, mirip dengan program dinas alternatif yang memungkinkan pria Taiwan bertugas di lembaga pemerintah.
Sementara itu, penasihat Taiwan Nursing and Medical Industries Union, Chen Yu-feng (陳玉鳳), mengkritik pemerintah atas kurangnya respons terhadap keluhan perawat mengenai gaji rendah, jam kerja berlebihan, serta penugasan tidak wajar ke berbagai departemen medis.
Dalam sebuah wawancara dengan media daring pada Senin, Chen menyebut bahwa sekitar 700 perawat telah mengundurkan diri dalam dua bulan terakhir. Ia menekankan bahwa langkah segera diperlukan untuk mencegah gelombang pengunduran diri lebih lanjut.
Chen mendesak pemerintah untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah, menaikkan gaji, serta memastikan stabilitas kerja dengan melarang rumah sakit menugaskan perawat ke berbagai departemen secara sembarangan.
Selesai/ ML
