ABK Wanli: Pendirian Musala Nurus-Syifaa adalah hasil gotong royong

11/02/2025 19:38(Diperbaharui 11/02/2025 19:40)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Kepala KDEI beserta jajaranya berfoto bersama di musala Nurus Syifaa pada Minggu (9/2). (Sumber Foto : KDEI)
Kepala KDEI beserta jajaranya berfoto bersama di musala Nurus Syifaa pada Minggu (9/2). (Sumber Foto : KDEI)

Taipei, 11 Feb. (CNA) Musala Nurus Syifaa mulai didirikan pada 2009 untuk memenuhi kebutuhan ibadah Anak Buah Kapal (ABK) dan selama bertahun-tahun, ABK Pelabuhan Wanli, PCINU Taiwan, dan KDEI terus memperjuangkan pembangunannya.

Musala Nurus Syifaa di Pelabuhan Wanli diresmikan oleh Al Imron (Rois Syuriah PCINU Taiwan) dan Muhammad Ghofur (Ketua Tandfiziah PCINU Taiwan) pada Minggu (27/1) lalu, ujar keterangan rilis pres dari media sosial Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) PCINU Taiwan.  

Para ABK yang tergabung sebagai Wanli Community mendapat hibah berupa bangunan dari otoritas perikanan untuk dijadikan musala, ujar lembaga tersebut.

CNA memberitakan sebelumnya bahwa Kepala KDEI juga sempat mengunjungi musala Nurus-Syifaa pada Minggu (9/2) untuk berdialog bersama. 

Baca berita sebelumnya: Kepala KDEI kunjungi ABK di Pelabuhan Wanli dan Badouzi, tindak oknum agensi yang telantarkan PMI

Sutarno, ABK nelayan migran yang juga menjadi ketua Wanli Community mengutarakan rasa syukur atas berdirinya musala yang diperjuangkan selama 16 tahun. 

“Berkat bantuan KDEI Taipei, otoritas Taiwan, LSM Taiwan, dan komunitas PMI, akhirnya musala yang sudah diperjuangkan 16 tahun ini bisa terwujud.” Ujar Sutarno yang dikutip dari media sosial KDEI.

(Sumber Foto : Santori)
(Sumber Foto : Santori)

CNA juga menghubungi salah satu pengurus Musala Nurus Syifaa, Santori. Ia mengatakan bahwa musala tersebut ada karena hasil gotong royong bersama, baik para ABK di Wanli, otoritas Taiwan, LSM dan KDEI. 

Santori mengungkapkan bahwa pemberian gedung untuk digunakan sebagai musala berasal dari Direktorat Jenderal Perikanan. Mengenai pernak pernik kebutuhan musala, Santori menambahkan bahwa ada banyak pihak yang menyumbangkan, seperti bantuan sajadah dan Al-Quran dari PCINU Keelung, serta Musala Pelabuhan Yehliu. 

Ia menambahkan bahwa semua keperluan mengenai pendirian musala tak lepas dari bantuan Jason Lee (李正新), seorang aktivis dari organisasi Taiwan Rerum Novarum yang aktif membantu para ABK. 

“Jika kami membutuhkan sesuatu untuk musala, maka kami langsung menghubungi Pak Jason, dan ia membantu untuk menyampaikan pada otoritas setempat. Kami hanya tahu tiba-tiba barang yang kami perlukan tersebut sudah datang.” Ujar Santori menegaskan.

CNA pun menghubungi Jason, untuk mendapat informasi lebih detil mengenai latar belakang bantuan musala tersebut. 

Jason mengatakan, 6 tahun yang lalu, para ABK memintanya untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada otoritas setempat perihal pembangunan musala. Ia pun menyampaikan aspirasi musala tersebut kepada seorang anggota dewan Kota New Taipei. 

Tak hanya itu saja, Jason juga membantu menyampaikan hal tersebut pada otoritas setempat yaitu Direktorat Jenderal Perikanan. 

“Saya mengerti benar bahwa musala itu penting bagi teman-teman ABK di sini. Maka dari itu, saya membantu sebisanya untuk mewujudkan harapan mereka.” Ujar Jason.

(Oleh Miralux)

Selesai/JA

(Sumber Foto : Santori)
(Sumber Foto : Santori)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.