Presiden Lai: Taiwan harus naikkan biaya perang, bangun pertahanan dalam negeri untuk tangkal Tiongkok

29/12/2025 15:49(Diperbaharui 29/12/2025 15:49)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Presiden Lai Ching-te. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Presiden Lai Ching-te. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 29 Des. (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德) mengatakan Taiwan harus terus meningkatkan biaya agresi dan memperkuat kemampuan pertahanan dalam negerinya untuk menghadapi Tiongkok, menekankan bahwa perdamaian hanya dapat dijamin melalui kekuatan.

Dalam wawancara eksklusif dengan Sanlih E-Television yang ditayangkan hari Minggu (28/12), menanggapi klaim pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping (習近平) telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat untuk siap melakukan invasi ke Taiwan pada 2027, Lai mengatakan yang terpenting adalah respons Taiwan.

"Jika Tiongkok menetapkan 2027 sebagai tahun kesiapan untuk menginvasi Taiwan, maka kita hanya punya satu pilihan: terus meningkatkan kesulitan agar Tiongkok tidak pernah bisa memenuhi standar itu. Taiwan secara alami akan tetap aman," kata Lai, ketika ditanya tentang kemungkinan serangan Tiongkok ke Taiwan dan urgensi ancaman tersebut oleh pembawa acara "History & Herstory" Cheng Hung-yi (鄭弘儀).

Lai mengatakan ambisi Tiongkok untuk mengambil alih Taiwan telah menjadi kebijakan nasional yang sudah lama ada, dengan mengutip konflik masa lalu seperti Pertempuran Guningtou tahun 1949 dan Krisis Selat Taiwan tahun 1958.

Taiwan tetap aman selama beberapa dekade karena Tiongkok tidak memiliki kemampuan untuk bertindak, ujarnya dalam wawancara yang berlangsung di Arsenal ke-209 kementerian pertahanan, fasilitas utama untuk memproduksi kendaraan lapis baja beroda seperti CM-32 "Clouded Leopard".

"Menyebrangi laut (Selat Taiwan) sendiri adalah tantangan yang sulit. Ketika Rusia menginvasi Ukraina, mereka cukup mengendarai tank secara langsung," kata Lai, tetapi ia menambahkan bahwa Taiwan tidak boleh lengah dan harus terus membangun kemampuan pertahanannya.

Presiden menegaskan kembali bahwa pemerintahannya tidak akan memprovokasi Tiongkok dan tetap "Berkomitmen teguh untuk mempertahankan status quo."

Pada saat yang sama, ia menekankan bahwa perdamaian "Harus didukung kekuatan nyata," bukan hanya mengandalkan kesepakatan atau niat baik dari pengagresi, dengan mencatat bahwa sejarah menunjukkan negosiasi tanpa daya tawar pada akhirnya akan berujung pada penyerahan diri.

Lai juga menyoroti konsensus internasional yang semakin berkembang tentang pentingnya keamanan Taiwan, dengan mengatakan para pemimpin G7 telah berulang kali menegaskan bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat penting bagi keamanan dan kemakmuran global.

"Dengan kata lain, ancaman Tiongkok bukan hanya masalah Taiwan, tetapi juga isu internasional, khususnya bagi negara-negara di kawasan Indo-Pasifik," ujarnya.

Ia mengatakan peningkatan anggaran pertahanan oleh Jepang, Korea Selatan, Australia, Filipina, dan anggota Uni Eropa mencerminkan pergerakan yang lebih luas menuju pertahanan kolektif.

Dalam konteks ini, Lai mengatakan Taiwan harus bertanggung jawab atas keamanannya sendiri dengan memperkuat pertahanan dan berinvestasi pada kemampuan dalam negeri.

Ia mengatakan otonomi pertahanan akan memungkinkan Taiwan untuk merancang, memproduksi, memelihara, dan meningkatkan sistem persenjataannya sendiri.

Pemerintah sedang mengembangkan anggaran pertahanan khusus multi-tahun yang bertujuan membangun jaringan pertahanan udara berlapis "T-Dome", mengembangkan sistem pendukung intelijen medan perang berbasis kecerdasan buatan, dan mempercepat peningkatan serta transformasi industri pertahanan dalam negeri Taiwan, ucapnya.

Lai mengatakan pengembangan industri pertahanan dalam negeri tidak hanya akan meningkatkan keamanan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Taiwan sudah memiliki basis industri berat yang kuat dan berencana memperluas kemandirian pertahanan di berbagai bidang, mulai dari dirgantara dan komunikasi satelit hingga amunisi, pesawat nirawak, kapal permukaan tak berawak, kendaraan bawah air tak berawak, dan robotika, kata Lai.

Perusahaan-perusahaan Taiwan telah bergabung dalam rantai pasokan global utama di AS dan Eropa, catat presiden.

"Industri Taiwan sudah siap," kata Lai, mendesak partai oposisi untuk mendukung anggaran pertahanan demi kepentingan keamanan nasional.

(Oleh Christie Chen dan Jason Cahyadi)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.