Pejabat: Kampanye 'Budaya Taiwan di Eropa' sepanjang 2025 pererat hubungan

28/12/2025 13:35(Diperbaharui 28/12/2025 13:35)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Eric Huang, kepala Departemen Urusan Eropa di Kementerian Luar Negeri, berpose dengan poster pameran “Ocean Taiwan: Landscapes and Paintings” -- bagian dari inisiatif "Taiwan Culture in Europe 2025" -- saat wawancara dengan CNA pada hari Selasa. (Sumber Foto : CNA, 20 Desember 2025)
Eric Huang, kepala Departemen Urusan Eropa di Kementerian Luar Negeri, berpose dengan poster pameran “Ocean Taiwan: Landscapes and Paintings” -- bagian dari inisiatif "Taiwan Culture in Europe 2025" -- saat wawancara dengan CNA pada hari Selasa. (Sumber Foto : CNA, 20 Desember 2025)

Taipei, 28 Des. (CNA) Inisiatif "Budaya Taiwan di Eropa” sepanjang 2025 telah berhasil menampilkan kebebasan, keterbukaan, dan keberagaman Taiwan melalui acara-acara budaya di Eropa, kata seorang diplomat senior Taiwan.

Eric Huang (黃鈞耀), kepala Departemen Urusan Eropa Kementerian Luar Negeri (MOFA), mengatakan bahwa inisiatif yang diluncurkan tahun ini bersama Kementerian Kebudayaan dan Museum Istana Nasional (NPM), telah menggelar lebih dari 70 festival seni, pameran musik, pertunjukan tari dan nyanyian di 26 negara Eropa.

Salah satu sorotan dari proyek yang berlangsung selama beberapa bulan ini adalah pameran NPM "100 Harta Karun, 100 Cerita: Harta Karun dari Museum Istana Nasional" di Republik Ceko, yang menandai penampilan luar negeri pertama dari artefak paling ikoniknya, Kubis Giok, sejak tahun 2014.

Museum yang dikenal dengan koleksinya yang menawarkan catatan komprehensif tentang sejarah Tiongkok selama ribuan tahun ini juga mengadakan pameran terpisah di Paris bulan lalu, yang mengeksplorasi makna budaya dan sejarah naga di seluruh Asia.

"Tujuan dari kampanye sepanjang tahun ini adalah untuk semakin menghubungkan Taiwan dan Eropa melalui budaya dan seni," kata Huang, seraya menambahkan bahwa budaya adalah "bahasa bersama yang melampaui batas negara."

"Esensi budaya Taiwan adalah keterbukaan, keberagaman, kedalaman, dan vitalitasnya," kata Huang kepada CNA pada hari Selasa.

Hanya dengan merangkul demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia, Taiwan dapat melahirkan budaya yang begitu kreatif dan beragam, tambah Huang.

Eric Huang berbicara kepada CNA selama wawancara pada hari Selasa. (Sumber Foto : CNA, 20 Desember 2025)
Eric Huang berbicara kepada CNA selama wawancara pada hari Selasa. (Sumber Foto : CNA, 20 Desember 2025)

Salah satu contoh yang menunjukkan perpaduan budaya Taiwan adalah seniman Xie Sheng-min (謝省民), yang diundang MOFA untuk menggelar pameran seni cetak kayu di satu-satunya sekutu diplomatik Taiwan di Eropa, Takhta Suci, pada bulan September.

Lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik, Xie tumbuh dengan budaya dewi Tao Mazu karena tinggal di dekat Kuil Chaotian di Kecamatan Beigang, Kabupaten Yunlin.

Karena itu, karya-karyanya merupakan perpaduan antara kepercayaan agama Taiwan dan Katolik, yang mencerminkan semangat perdamaian dan kebebasan, kata Huang.

Contoh lainnya adalah kelompok seni pertunjukan U-Theatre, yang pertunjukannya dikenal karena menggabungkan seni teater dan tabuhan drum, serta sentuhan budaya tradisional Jepang, menurut Huang. Di bawah kampanye MOFA, kelompok ini tampil di Italia pada bulan September.

Huang mengatakan bahwa diplomasi budaya ini tidak hanya mendekatkan Taiwan dan Eropa, tetapi juga membantu membuka jalan bagi Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (林佳龍) untuk mengunjungi beberapa negara Eropa, termasuk Republik Ceko, Italia, dan Austria.

Menteri luar negeri Taiwan jarang melakukan kunjungan publik ke negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan.

Ke depan, Huang mengungkapkan bahwa salah satu sorotan program tahun depan adalah pertukaran antara kelompok wayang tangan Taiwan dan rekan-rekan mereka di Eropa.

Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (ketiga dari kanan). (Sumber Foto : Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (ketiga dari kanan). (Sumber Foto : Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)

(Oleh Joseph Yeh dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.