Taipei, 28 Des. (CNA) Inisiatif "Budaya Taiwan di Eropa” sepanjang 2025 telah berhasil menampilkan kebebasan, keterbukaan, dan keberagaman Taiwan melalui acara-acara budaya di Eropa, kata seorang diplomat senior Taiwan.
Eric Huang (黃鈞耀), kepala Departemen Urusan Eropa Kementerian Luar Negeri (MOFA), mengatakan bahwa inisiatif yang diluncurkan tahun ini bersama Kementerian Kebudayaan dan Museum Istana Nasional (NPM), telah menggelar lebih dari 70 festival seni, pameran musik, pertunjukan tari dan nyanyian di 26 negara Eropa.
Salah satu sorotan dari proyek yang berlangsung selama beberapa bulan ini adalah pameran NPM "100 Harta Karun, 100 Cerita: Harta Karun dari Museum Istana Nasional" di Republik Ceko, yang menandai penampilan luar negeri pertama dari artefak paling ikoniknya, Kubis Giok, sejak tahun 2014.
Museum yang dikenal dengan koleksinya yang menawarkan catatan komprehensif tentang sejarah Tiongkok selama ribuan tahun ini juga mengadakan pameran terpisah di Paris bulan lalu, yang mengeksplorasi makna budaya dan sejarah naga di seluruh Asia.
"Tujuan dari kampanye sepanjang tahun ini adalah untuk semakin menghubungkan Taiwan dan Eropa melalui budaya dan seni," kata Huang, seraya menambahkan bahwa budaya adalah "bahasa bersama yang melampaui batas negara."
"Esensi budaya Taiwan adalah keterbukaan, keberagaman, kedalaman, dan vitalitasnya," kata Huang kepada CNA pada hari Selasa.
Hanya dengan merangkul demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia, Taiwan dapat melahirkan budaya yang begitu kreatif dan beragam, tambah Huang.
Salah satu contoh yang menunjukkan perpaduan budaya Taiwan adalah seniman Xie Sheng-min (謝省民), yang diundang MOFA untuk menggelar pameran seni cetak kayu di satu-satunya sekutu diplomatik Taiwan di Eropa, Takhta Suci, pada bulan September.
Lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik, Xie tumbuh dengan budaya dewi Tao Mazu karena tinggal di dekat Kuil Chaotian di Kecamatan Beigang, Kabupaten Yunlin.
Karena itu, karya-karyanya merupakan perpaduan antara kepercayaan agama Taiwan dan Katolik, yang mencerminkan semangat perdamaian dan kebebasan, kata Huang.
Contoh lainnya adalah kelompok seni pertunjukan U-Theatre, yang pertunjukannya dikenal karena menggabungkan seni teater dan tabuhan drum, serta sentuhan budaya tradisional Jepang, menurut Huang. Di bawah kampanye MOFA, kelompok ini tampil di Italia pada bulan September.
Huang mengatakan bahwa diplomasi budaya ini tidak hanya mendekatkan Taiwan dan Eropa, tetapi juga membantu membuka jalan bagi Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (林佳龍) untuk mengunjungi beberapa negara Eropa, termasuk Republik Ceko, Italia, dan Austria.
Menteri luar negeri Taiwan jarang melakukan kunjungan publik ke negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan.
Ke depan, Huang mengungkapkan bahwa salah satu sorotan program tahun depan adalah pertukaran antara kelompok wayang tangan Taiwan dan rekan-rekan mereka di Eropa.
Selesai/ML