Taipei, 20 Nov. (CNA) Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (林佳龍), Kamis (20/11) mengatakan kementeriannya berencana untuk meningkatkan pendanaan untuk badan bantuan luar negerinya, TaiwanICDF, tahun depan sebesar NT$3 miliar (Rp1,6 triliun), untuk secara bertahap meningkatkan dukungan pembangunan internasionalnya.
TaiwanICDF saat ini memiliki sekitar NT$12,4 miliar total pendanaan untuk memenuhi tujuannya membantu negara-negara berkembang dalam pengembangan sosial-ekonomi dan sumber daya manusia melalui kerja sama teknis, bantuan keuangan, dan bantuan kemanusiaan, kata Lin dalam sebuah laporan kepada Yuan Legislatif.
Untuk meningkatkan kemampuan bantuan luar negeri Taiwan, Kementerian Luar Negeri (MOFA) telah mengalokasikan tambahan NT$3 miliar kepada TaiwanICDF untuk tahun fiskal 2026 guna memberikan bantuan yang lebih besar kepada mitra Taiwan yang membutuhkan, kata Lin.
Peningkatan pendanaan untuk TaiwanICDF merupakan bagian dari proposal anggaran keseluruhan MOFA sebesar NT$41,5 miliar untuk tahun fiskal 2026, yang telah diajukan ke Yuan Legislatif untuk ditinjau dan disetujui.
TaiwanICDF didirikan pada tahun 1996 dengan alokasi awal sebesar NT$11,6 miliar, jauh di bawah NT$30 miliar yang dijanjikan pemerintah pada saat itu, menurut Lin.
Sejak saat itu, MOFA telah mengalokasikan tambahan NT$800 juta secara total, namun pendanaan tersebut masih kurang NT$17,5 miliar dari janji NT$30 miliar, katanya.
Terutama karena kekurangan tersebut, Taiwan hanya menghabiskan sekitar 0,049 persen dari pendapatan nasional bruto (PNB) untuk bantuan pembangunan resmi (ODA) pada 2024, jauh di bawah 0,7 persen yang disarankan Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata Lin dalam laporannya.
Sebagai perbandingan, Jepang tahun lalu mengalokasikan 0,39 persen dari PNB-nya, Korea Selatan 0,21 persen, dan Australia 0,19 persen untuk ODA, kata Lin dalam pengarahan, di mana ia dan pejabat Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, Kementerian Pertanian, dan lembaga lainnya melaporkan proyek bantuan luar negeri Taiwan.
Selesai/ja