Taipei, 25 Juni (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德), Selasa (24/6) menyerukan kepada mereka yang mengidentifikasi diri dengan nama "Taiwan" maupun yang menyebut negara dengan nama resminya, Republik Tiongkok (ROC), untuk menunjukkan persatuan dengan "Menentang Partai Komunis Tiongkok (PKT)" dan "Melindungi Taiwan."
"Jika Anda tidak menentang PKT, Anda bukan pendukung sejati ROC. Dan jika Anda tidak melindungi Taiwan, Anda bukan pendukung sejati Taiwan," kata Lai dalam pidatonya di Hotel Kuva Chateau, Taoyuan.
Pidato tersebut, yang berfokus pada tema "Persatuan", merupakan pidato kedua dari rangkaian "Sepuluh Pidato tentang Negara" yang akan membawa Lai mengunjungi berbagai kota dan kabupaten di seluruh Taiwan.
Lai mengutip Resolusi tentang Keberagaman Etnis dan Persatuan Nasional yang disahkan Kongres Nasional Partai Progresif Demokratik (DPP) pada 26 September 2004 sebagai dasar pernyataannya.
Resolusi tersebut menyatakan bahwa "Para pendukung identitas ROC dan para pendukung identitas Taiwan harus saling menerima."
Ia juga mengutip aksi massa yang diadakan YouTuber Pa Chiung (八炯) pada 19 April di Jalan Ketagalan, Taipei, yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan upaya PKT untuk menganeksasi Taiwan.
Dalam acara tersebut, kata Lai, orang-orang yang mengibarkan bendera ROC maupun bendera Kemerdekaan Taiwan bersatu di bawah semangat yang sama: menolak upaya PKT untuk mengambil alih Taiwan dan mempertahankan kedaulatan Taiwan.
Lai juga merujuk pada "Empat komitmen" yang disampaikan mantan Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文) dalam pidato Hari Nasional 2021: komitmen atas sistem konstitusi yang bebas dan demokratis, komitmen bahwa ROC dan Republik Rakyat Tiongkok tidak boleh saling tunduk satu sama lain, komitmen untuk menolak aneksasi atau pelanggaran terhadap kedaulatan, dan komitmen bahwa masa depan ROC harus ditentukan sesuai dengan kehendak rakyat Taiwan.
Lai mengatakan bahwa survei yang dilakukan Dewan Urusan Tiongkok Daratan (MAC) Taiwan pada November tahun itu menunjukkan sekitar 80 persen rakyat Taiwan mendukung empat komitmen tersebut, sehingga menjadi "Kesamaan pandangan bersama."
"Kita harus menyalurkan opini publik yang mewakili 80 persen rakyat ini. Tetapi bagaimana caranya?" tanya Lai.
"Melalui pemilu dan pemungutan suara pemakzulan yang berkelanjutan, melalui setiap suara yang diberikan," katanya, tampaknya merujuk secara tidak langsung pada upaya pemakzulan massal terhadap 24 legislator Kuomintang dan Wali Kota Hsinchu yang sedang ditangguhkan, Ann Kao (高虹安), pada 26 Juli.
"Sama seperti menempa besi atau menempa pedang -- Anda harus terus memukulnya untuk menghilangkan semua kotoran, hingga yang tersisa hanyalah tekad baja untuk mempertahankan kedaulatan dan menjaga demokrasi kita," ujarnya.
(Oleh Sean Lin dan Jason Cahyadi)
Selesai/JA