Menlu Taiwan selesaikan perjalanan ke Eswatini dengan donasi konservasi badak

28/04/2025 18:57(Diperbaharui 28/04/2025 18:57)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung (kanan), berjanji memberikan donasi sebesar US$55.000 (Rp927,033 juta) untuk mendukung upaya konservasi badak lokal di Big Game Parks, Eswatini. (Sumber Foto : Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung (kanan), berjanji memberikan donasi sebesar US$55.000 (Rp927,033 juta) untuk mendukung upaya konservasi badak lokal di Big Game Parks, Eswatini. (Sumber Foto : Kementerian Luar Negeri)

Taipei, 28 Apr. (CNA) Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung (林佳龍) mengakhiri perjalanannya ke Eswatini, satu-satunya sekutu diplomatik negara tersebut di Afrika, pada Sabtu (26/4) dengan janji donasi untuk mendukung upaya konservasi badak lokal.

Lin terbang kembali ke Taiwan setelah mengakhiri kunjungan lima hari ke kerajaan Afrika itu yang dimulai pada Selasa, kata Kementerian Luar Negeri (MOFA) dalam pernyataan yang dirilis hari Minggu.

Pada hari terakhir kunjungan, Lin berjanji akan memberikan donasi sebesar US$55.000 (Rp927 juta) kepada Big Game Parks, sebuah yayasan nirlaba berbasis di Eswatini yang mengelola empat taman di negara itu, kata MOFA.

Uang tersebut akan digunakan untuk membantu melestarikan habitat badak di kerajaan Afrika tersebut, kata kementerian.

Lin juga memberi nama bayi badak baru yang baru saja lahir di salah satu taman di bawah Big Game Parks "Formosa" untuk melambangkan persahabatan antara kedua negara, kata MOFA.

Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung (tengah) dan Menteri Luar Negeri Eswatini Pholile Dlamini Shakantu (kanan) serta Menteri Pariwisata Jane Mkhonta (ketiga kiri) mengungkapkan nama badak baru lahir sebagai "Formosa." (Sumber Foto : Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung (tengah) dan Menteri Luar Negeri Eswatini Pholile Dlamini Shakantu (kanan) serta Menteri Pariwisata Jane Mkhonta (ketiga kiri) mengungkapkan nama badak baru lahir sebagai "Formosa." (Sumber Foto : Kementerian Luar Negeri)

Formosa adalah nama Barat lama untuk Taiwan yang diberikan pelancong Portugis yang menyebut pulau tersebut "Ilha Formosa" atau "pulau yang indah" ketika mereka pertama kali melihatnya pada abad ke-16.

Donasi yang dijanjikan disaksikan Menteri Luar Negeri Eswatini Pholile Shakantu serta Menteri Pariwisata dan Urusan Lingkungan, Jane Mkhonta-Simelane, kata MOFA.

Taiwan, yang secara resmi bernama Republik Tiongkok, menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Kerajaan Eswatini pada 6 September 1968, ketika negara tersebut memperoleh kemerdekaan penuh dari Inggris.

Eswatini, yang sebelumnya dikenal sebagai Swaziland, adalah monarki absolut terakhir di Afrika dan satu-satunya negara di benua tersebut yang secara resmi mengakui Taiwan.

Dalam kunjungan ini, Lin bertindak sebagai utusan khusus Presiden Lai Ching-te (賴清德) untuk merayakan ulang tahun ke-57 Raja Eswatini Mswati III.

(Oleh Joseph Yeh dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.