Taipei, 18 Jan. (CNA) Otoritas Taiwan hari Kamis (16/1) mengatakan bahwa mekanisme telah dibentuk untuk memfasilitasi upaya lintas departemen dalam menahan kapal yang dicurigai melakukan tindakan sabotase di perairan pesisir.
Pengenalan prosedur baru ini mengikuti insiden di laut awal bulan ini, ketika Chunghwa Telecom melaporkan bahwa salah satu kabel serat optik bawah laut utamanya telah rusak, tampaknya oleh kapal yang terlihat di lokasi yang sama di luar kota pelabuhan utara Keelung.
Dalam sidang legislatif Kamis, legislator Lin Chu-yin (林楚茵) dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa mencatat bahwa kapal kargo berbendera Kamerun tersebut, Shunxin39, yang dimiliki Tiongkok, tidak ditahan dan telah berlayar ke Busan.
Akibatnya, Taiwan harus menggunakan saluran diplomatik dan meminta bantuan Korea Selatan untuk menyelidiki insiden 3 Januari tersebut, kata Lin.
Dalam sidang, Lin bertanya mengapa Direktorat Jenderal Penjaga Pantai (CGA) tidak dapat menahan kapal tersebut di Pelabuhan Keelung, kepada wakil kepala ditjen tersebut, Hsieh Ching-chin (謝慶欽).
Sebagai tanggapan, Hsieh mengatakan bahwa tujuan kapal adalah Busan, dan tidak memiliki dokumen yang diperlukan untuk merapat di Pelabuhan Keelung.
Selain itu, menurut prosedur sebelumnya, CGA hanya bisa menahan kapal asing jika tertangkap tangan melanggar hukum, kata Hsieh.
Dalam kasus kabel Chunghwa Telecom yang rusak, kapal CGA tiba di lokasi empat jam setelah perusahaan melaporkan, tambahnya.
Menyusul insiden tersebut, sebuah pertemuan antardepartemen telah dibuat, di mana lembaga-lembaga terkait sepakat tentang mekanisme untuk menangani dugaan tindakan sabotase di laut, menurut Hsieh.
Dalam mekanisme baru ini, kejaksaan akan meluncurkan penyelidikan setelah menerima informasi tentang dugaan sabotase kabel bawah laut, dan mereka akan memberi tahu CGA serta Biro Maritim dan Pelabuhan, kata Hsieh.
CGA dan biro tersebut kemudian akan mengikuti prosedur yang ditentukan untuk membawa kapal yang dicurigai kembali ke pelabuhan dan menahannya, kata Hsieh.
Sementara itu, Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional (NSB) Tsai Ming-yen (蔡明彥) mengatakan dalam sidang bahwa biro akan bekerja sama dengan CGA untuk meningkatkan pelaporan kapal yang terlibat dalam aktivitas mencurigakan di perairan sekitar Taiwan, terutama kapal bendera kemudahaan (FoC).
Selain itu, NSB akan memberikan informasi kepada personel CGA, dalam bentuk kelas, untuk membantu menangani berbagai jenis aktivitas "zona abu-abu" oleh kapal-kapal Tiongkok, katanya menanggapi pertanyaan tentang masalah tersebut oleh Lin.
Sebelum menghadiri sidang, Lin mengatakan kepada wartawan bahwa agensinya telah mengajukan permintaan kepada sekutu internasional Taiwan untuk pertukaran informasi tentang aktivitas zona abu-abu Tiongkok di sekitar Taiwan.
Aktivitas zona abu-abu merujuk pada tindakan yang jatuh di antara konsep tradisional perang dan perdamaian. Aktivitas ini biasanya melibatkan metode yang ambigu atau nontradisional yang bertujuan untuk mencapai tujuan strategis tanpa secara terang-terangan melewati ambang batas konflik terbuka.
Selesai/JC