Taipei, 2 Jan. (CNA) Jenderal Purnawirawan Angkatan Darat Taiwan yang sudah pensiun, Lee Hai-peng (李海鵬), telah dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun oleh Pengadilan Tinggi karena menjual rahasia negara kepada Tiongkok, hukuman yang jauh lebih berat dibandingkan dengan putusan yang diterima dalam kasus yang sama pada tahun lalu.
Putra Lee Hai-peng, mantan Kapten Lee Yu-sheng (李輿聖) dan mantan Sersan Lee Yu-ching (李輿靖), dinyatakan bersalah bersekongkol dengan ayah mereka dan masing-masing dijatuhi hukuman penjara dua tahun satu bulan serta sepuluh tahun enam bulan, menurut pernyataan pengadilan pada Selasa (31/12).
Selain itu, mantan Mayor Angkatan Udara, Lee Wen-sheng (李文生), dijatuhi hukuman 15 tahun penjara atas dugaan membantu mata-mata musuh.
Sama seperti Lee Hai-peng, hukuman untuk Lee Yu-ching dan Lee Wen-sheng juga jauh lebih berat dibandingkan dengan putusan sebelumnya.
Semua putusan ini masih dapat diajukan banding.
Pada Agustus 2024, Pengadilan Tinggi menghukum Lee Hai-peng empat tahun penjara atas dugaan menyerahkan informasi militer rahasia yang diperoleh atau diketahuinya melalui posisinya, serta mengumpulkan informasi rahasia negara.
Namun, setelah Mahkamah Agung mengembalikan kasus tersebut ke Pengadilan Tinggi Taiwan, Lee Hai-peng dinyatakan bersalah atas tiga tuntutan berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Informasi Rahasia Keamanan Negara, termasuk menyerahkan informasi rahasia keamanan nasional kepada Tiongkok, dan dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Menurut putusan Pengadilan Tinggi, Lee Hai-peng, yang kini berusia 70-an tahun, mulai menjembatani pertemuan antara pejabat Taiwan dan Tiongkok setelah pensiun pada 1990, saat ia direkrut Tiongkok untuk mengumpulkan informasi.
Pada 2008, Lee Hai-peng merekrut Lee Wen-sheng, seorang perwira Angkatan Udara yang bertugas di Hualien, untuk mengumpulkan informasi rahasia dan rahasia negara.
Lee Hai-peng memberi tahu Lee Wen-sheng bahwa ia sedang membantu Tiongkok mengumpulkan informasi militer, dan Lee Wen-sheng setuju untuk berpartisipasi demi imbalan uang, kata pengadilan.
Pengadilan menemukan bahwa Lee Wen-sheng menyerahkan salinan fisik maupun digital dari dokumen "Rahasia" atau "Terklasifikasi" yang diperolehnya dalam posisinya, yang kemudian diserahkan kepada Lee Hai-peng dan diteruskan kepada pejabat intelijen Tiongkok.
Sebagai gantinya, ia menerima uang tunai sebesar US$10.000 (Rp161,9 juta) dan perjalanan berbayar ke Korea Selatan.
Pada Mei 2010, Lee Hai-peng mulai meminta Lee Yu-sheng dan Lee Yu-ching untuk menyerahkan informasi rahasia, karena masa pensiun Lee Wen-sheng sudah dekat.
Lee Yu-ching mengumpulkan informasi rahasia dan membawanya keluar dari markas sebelum mengubahnya menjadi dokument digital yang kemudian diserahkan kepada ayahnya, menurut pengadilan.
Pada 2012, Lee Hai-peng bersama istrinya, serta Lee Yu-ching dan pacarnya, menerima perjalanan yang sepenuhnya dibiayai ke Malaysia, di mana mereka bertemu dengan pejabat Tiongkok, kata pengadilan.
Pengadilan juga mencatat bahwa Lee Yu-ching menyadari ayahnya adalah mata-mata untuk Tiongkok, tetapi ia tetap mengumpulkan informasi untuknya setelah kembali ke Taiwan.
Awalnya, Lee Wen-sheng dijatuhi hukuman tiga tahun dua bulan penjara oleh Pengadilan Tinggi Taiwan atas tuntutan yang lebih ringan berdasarkan KUHP Angkatan Bersenjata, yakni menyerahkan informasi militer rahasia yang diperolehnya melalui posisinya.
Lee Yu-sheng dan Lee Yu-ching awalnya dijatuhi hukuman masing-masing dua tahun dua bulan dan dua tahun empat bulan atas tuduhan yang sama seperti Lee Wen-sheng.
Namun, dalam persidangan ulang, sementara Lee Yu-sheng hanya dinyatakan bersalah atas tuduhan yang sama dan hukumannya dikurangi sebulan, Lee Yu-ching dinyatakan bersalah atas tuduhan yang lebih serius, yaitu membantu mata-mata musuh, dan menerima hukuman jauh lebih berat.
Selesai/JC