Taipei, 1 Jan. (CNA) Lebih dari 2.500 orang di Taipei merayakan pergantian tahun 2025 dengan menghadiri acara bertema adegan tangis ikonik dari film legendaris "Vive l'amour" (愛情萬歲), yang menyatukan peserta lokal dan internasional dalam meresapi emosi mendalam karya tersebut.
Acara spesial Tahun Baru ini dimulai dengan pemutaran film tersebut karya sutradara Malaysia berbasis di Taiwan, Tsai Ming-liang (蔡明亮), di panggung terbuka Taman Daan pukul 21.45, dilanjutkan hitung mundur menuju 2025 bersama Tsai, Yang Kuei-mei (楊貴媚), dan Lee Kang-sheng (李康生), pemeran utama film tersebut.
Acara ini, yang digagas oleh netizen, menghormati drama dua jam yang diakhiri dengan adegan emosional Yang menangis di bangku taman pada dini hari Tahun Baru.
Adegan tersebut, yang berlangsung hampir tujuh menit, telah menjadi momen ikonik bagi banyak penggemar film. Tsai juga membawa pulang Gold Lion -- hadiah utama di Festival Film Venice di Italia -- pada tahun 1994.
Sebelum pemutaran, Institut Film dan Audiovisual Taiwan (TFAI) sebagai penyelenggara utama, mengadakan berbagai kegiatan, termasuk membagikan tisu bertuliskan "DO NOT CRYCRY" dan lembaran bertema "CRY ME A MOVIER" untuk mencatat momen paling mengharukan tahun ini.
Di antara mereka yang berpartisipasi dalam acara tersebut adalah Lucyna (25), seorang mahasiswa Polandia yang mengambil jurusan Kajian Taiwan dan penggemar besar film-film Tsai.
"Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghabiskan Malam Tahun Baru selain menonton film ini di tempat yang sama dengan tempat pengambilan gambarnya -- seperti adegan terbaik dalam sejarah sinema," kata mahasiswa Ph.D. National Taiwan Normal University tersebut.
Setelah mendasarkan skripsi sarjananya pada film-film Tsai, Lucyna mengatakan kepada CNA bahwa ia telah menonton "Vive l'amour" setidaknya 20 kali. Ia sangat mengagumi adegan menangis terakhir film tersebut, yang dia gambarkan sebagai memiliki "Begitu banyak lapisan."
"Saya berharap film-film seperti itu ada saat ini... Hanya berbicara tentang itu membuat saya sangat bersemangat untuk melihatnya lagi," tambahnya.
Yun Chen (陳婕云), mahasiswi Taiwan berusia 18 tahun, mengapresiasi adegan panjang film yang mencerminkan kesepian kota, serta menyebut tema acara sangat relevan dengan tekanan hidupnya sebagai mahasiswa.
"Saya pikir sangat cocok untuk menggunakannya (sebagai latar belakang) untuk menangis," katanya, menambahkan bahwa tekanan menjadi mahasiswa universitas di Taiwan sering membuatnya merasa kewalahan, yang mungkin membuatnya menangis di akhir penayangan.
Meskipun "Menangis" adalah tema acara tersebut, penonton sering kali tertawa terbahak-bahak selama momen-momen ringan film tersebut, dengan banyak yang duduk di rumput di sekitar panggung, karena kursi yang lebih dekat dengan panggung sudah penuh.
TFAI sebelumnya mengatakan kepada CNA bahwa acara tersebut akan memiliki "Signifikansi yang cukup besar" karena tahun 2024 menandai peringatan 30 tahun "Vive l'amour" dan selesainya pembangunan Taman Daan.
Selesai/JA