Taipei, 31 Agu. (CNA) Forum Kepulauan Pasifik (PIF) mengeluarkan pernyataan resmi hari Jumat (30/8) yang menegaskan partisipasi Taiwan di tengah rumor dorongan Tiongkok dan Kepulauan Solomon untuk mengecualikan negara tersebut dari organisasi antarpemerintah ini.
"Pemimpin di forum tersebut menegaskan kembali keputusan Pemimpin 1992 tentang hubungan dengan Taiwan/Republik Tiongkok," kata PIF.
Pernyataan tersebut keluar setelah laporan di surat kabar The Australian pada Senin, yang mengklaim bahwa Kepulauan Solomon akan mengajukan mosi pada KTT tahun ini dari 26-30 Agustus di Tonga untuk mencabut status "mitra pembangunan" Taiwan, yang telah dipegang sejak 1993.
Menurut sumber tanpa nama yang dikutip laporan asal Australia tersebut, Kepulauan Solomon menerima instruksi eksplisit dari Beijing untuk menghalangi kehadiran Taiwan di KTT PIF 2025 di ibu kota Kepulauan Solomon, Honiara.
Negara nonanggota Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Kanada, dan Uni Eropa juga berpartisipasi dalam forum tahunan tersebut dan acara PIF lainnya sebagai "mitra dialog".
Sejak melepaskan pengakuan diplomatiknya yang telah lama terhadap Taipei pada 2019, Kepulauan Solomon telah menerima bantuan pembangunan yang signifikan dari Tiongkok dan menandatangani pakta keamanan bilateral yang rahasia pada 2022 dengan negara tersebut.
Berdasarkan piagam PIF, mosi diputuskan oleh konsensus lisan di antara delapan belas negara anggota grup tersebut, yang mencakup sekutu diplomatik Taiwan Palau, Kepulauan Marshall, dan Tuvalu.
Pada KTT Tonga, Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengatakan bahwa ia mendukung status Taiwan di PIF, dan menekankan setiap keputusan untuk mengecualikan pihak dari forum regional tersebut harus dibuat melalui konsensus.
Selanjutnya, ketika ditanya CNA apakah Washington memiliki rencana untuk mendukung Taiwan dalam mengamankan statusnya di PIF, Departemen Luar Negeri AS menjawab melalui surel bahwa mereka mendukung partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.
"Taiwan adalah anggota komunitas global yang sangat mampu, terlibat, demokratis, dan bertanggung jawab," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, menambahkan bahwa negara-negara di seluruh dunia "Mendapat manfaat dari keahlian Taiwan untuk mengatasi beberapa tantangan global paling sulit saat ini."
"Kami [AS] akan terus mendukung partisipasi Taiwan yang berarti dalam organisasi internasional," kata juru bicara tersebut.