Taipei, 12 Sep. (CNA) Di sebuah kebun jaring penuh kehijauan di Kabupaten Changhua, timun kecil tumbuh lebat, menjadi gambaran kecil dari keluarga Guan Bi-rong (關碧蓉), seorang imigran baru asal Tiongkok yang telah menetap dan berakar di Taiwan, menurut Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA).
Dari awal yang tidak mengerti urusan pertanian hingga menjadi ahli agrikultur, mereka menanam kebahagiaan dan harapan mereka sendiri di Taiwan melalui kerja keras dan ketekunan, kata NIA dalam sebuah rilis pers.
Pusat Layanan Kabupaten Changhua NIA dalam sebuah layanan keliling mengunjungi Guan, seorang wanita asal Fujian yang telah menikah dan tinggal di Taiwan selama 19 tahun, menurut rilis pers.
Suami Guan awalnya bekerja di bidang listrik dan air yang menuntut tenaga besar, namun terpaksa berpindah profesi karena kondisi kesehatan. Tiga tahun lalu, pasangan ini memutuskan terjun ke dunia pertanian dan belajar menanam timun kecil.
Guan mengenang awal mereka memasuki dunia pertanian yang sama sekali baru: mulai belajar dari nol, mengulik pembibitan, penyiraman, hingga pengendalian hama dan penyakit, yang setiap langkahnya penuh tantangan.
Selain belajar dari senior, mereka juga aktif mengikuti kursus pertanian di kursus berbasis komunitas untuk meningkatkan keterampilan, menurut NIA.
"Bertani bergantung pada cuaca. Kadang hasil panen tidak sesuai harapan. Melihat daun yang menguning, hati terasa sedih," kata Guan.
"Ujian paling berat adalah ketika sebuah topan disertai angin kencang dan hujan deras menghancurkan rumah jaring kami. Kebun yang kami rawat hampir semuanya hancur, dan hanya untuk mencari jasa perbaikan harus menunggu enam bulan. Enam bulan itu tanpa pendapatan, tekanan finansial sangat besar," tambahnya.
Namun, mereka tidak menyerah, melainkan terus belajar dari kegagalan dan perlahan memahami kebiasaan pertumbuhan timun, pengendalian hama dan penyakit, serta teknik pemupukan, kata NIA.
Setiap hari, Guan memanen timun dua kali, pukul 5.30 pagi dan 4:30 sore, sambil mengamati kondisi tanaman dengan teliti, menyesuaikan penyiraman, mencabut gulma, dan memotong tunas samping.
Saat kebanyakan orang masih tidur, ia sudah berjalan di antara kebun, merawat setiap tanaman timun dengan penuh perhatian, kata NIA.
Seiring anak-anaknya tumbuh, Guan juga aktif dalam kegiatan komunitas dan asosiasi, bertemu banyak saudari pendatang dari daerah lain, saling mendukung satu sama lain, kata NIA.
Usaha dan antusiasmenya pun diakui, kata NIA, menyebut bahwa Guan pada 2023 menerima penghargaan Imigran Baru Teladan dari Pemerintah Kabupaten Changhua.
Kepala Pusat Layanan Changhua NIA, Chen Chun-hsuan (陳駿璿), menyatakan pihaknya terus menggunakan layanan keliling guna menjangkau berbagai tempat, menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan imigran baru dan mendorong mereka berintegrasi dengan komunitas serta menciptakan dunia baru bagi diri mereka.
Kisah Guan, kata Chen, menunjukkan perubahan hidup imigran baru di Taiwan dan ketangguhan mereka menghadapi kesulitan.
Dengan timun kecil yang hijau segar, ia menghubungkan dua kampung halaman, dan menanam kebahagiaan mereka sendiri di pedesaan melalui tangan mereka sendiri, ujarnya.
Selesai/ML