Taipei, 9 Sep. (CNA) Bank of Taiwan (BOT) hari Senin (8/9) menyatakan bahwa sejumlah bank asing, termasuk JPMorgan, UBS, dan Goldman Sachs, optimistis harga emas akan terus naik dan diperkirakan bisa menembus angka US$4.000 (Rp65,868 juta) pada 2026.
Laporan harian pasar emas internasional dari BOT menyebutkan, data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang diumumkan pada 5 September menunjukkan tambahan 22.000 lapangan kerja di sektor nonpertanian pada Agustus, jauh di bawah perkiraan pasar.
Data Juni dan Juli juga direvisi turun sebanyak 21.000, bahkan pada Juni jumlah pekerja tercatat berkurang 13.000, penurunan pertama sejak 2020, kata BOT.
Tingkat pengangguran naik ke 4,3 persen, tertinggi dalam hampir empat tahun, menandakan pasar tenaga kerja AS mulai lesu, tambah bank tersebut.
Menurut BOT, kabar ini membuat indeks dolar AS turun ke 97,516 dan imbal hasil obligasi AS bertenor sepuluh tahun ikut melemah.
Ini memicu harga emas melonjak ke rekor US$3.599,89 sebelum terkoreksi dan ditutup pada US$3.586,36, naik US$41,03 atau 1,16 persen dibandingkan hari sebelumnya, kata BOT pada Senin.
BOT menyebutkan bahwa Suki Cooper dari Standard Chartered menilai harga emas yang sudah menembus US$3.500 masih punya ruang naik lebih jauh, didorong ketidakpastian tarif, ekspektasi kebijakan moneter longgar, kekhawatiran utang AS, hingga keraguan atas independensi The Fed.
Permintaan emas, baik lewat ETF maupun bursa Shanghai, juga melonjak, dan harga rata-ratanya diperkirakan bisa mencapai sekitar US$3.700 pada kuartal keempat, kata BOT.
Sementara itu, analis JPMorgan Patrick Jones memprediksi harga emas bisa mencapai US$3.675 pada akhir tahun ini dan menantang level US$4.000 pada kuartal kedua tahun depan, bahkan berpeluang naik hingga US$4.250 pada akhir 2026, kutip BOT.
Sedangkan UBS, kata BOT, memperkirakan emas bisa menyentuh US$3.700 pada Juni 2026 dan berpotensi melewati US$4.000 jika risiko geopolitik atau ekonomi memburuk.
Goldman Sachs juga optimistis harga emas bisa menembus US$4.000 pada pertengahan 2026, sedangkan Commerzbank Jerman memprediksi emas mencapai US$3.600 pada akhir tahun 2025, dengan catatan risiko intervensi politik terhadap The Fed dapat semakin mendorong harga naik, kutip BOT.
(Oleh Lu Yen-Tzu dan Agoeng Sunarto)
Selesai/JC