Taipei, 8 Sep. (CNA) Mantan Calon Presiden Ko Wen-je (柯文哲) mengkritik Presiden Lai Ching-te (賴清德) saat ia dibebaskan Pengadilan Distrik Taipei setelah membayar jaminan sebesar NT$70 juta (Rp37,5 miliar) pada Senin (8/9), mengakhiri penahanannya selama satu tahun tanpa akses komunikasi dalam kasus korupsi.
Berdasarkan ketentuan pembebasan yang diberikan Jumat lalu, Ko, mantan ketua Partai Rakyat Taiwan (TPP), harus tetap berada di alamat yang terdaftar, mengenakan alat dengan sistem pelacak, dan tidak boleh meninggalkan Taiwan. Ia juga dilarang menghubungi terdakwa atau saksi dalam persidangan.
Setelah sang istri, Chen Pei-chi (陳佩琪), membayar jaminan, Ko dipindahkan dari Pusat Penahanan Taipei ke Pengadilan Distrik Taipei pada pukul 12.20 siang, di mana ia dipasangi gelang kaki elektronik.
Sekitar pukul 2.30 siang, Ko, didampingi Chen, Ketua TPP Huang Kuo-chang (黃國昌), dan pemengaruh Holger Chen (陳之漢), keluar dari gedung pengadilan untuk menyapa para wartawan dan sekitar 700 pendukungnya.
Ko memulai dengan mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya atas dukungan selama setahun terakhir, dan mengklaim bahwa kejaksaan tidak menemukan bukti apapun yang memberatkan meskipun telah melakukan penggeledahan menyeluruh terhadap dirinya, keluarga, asisten, dan TPP.
"Partai Progresif Demokratik tidak pernah menyangka TPP akan begitu bersih," kata Ko, merujuk pada partai yang berkuasa di Taiwan, yang menurutnya menganiaya dirinya karena alasan politik.
Ko mengatakan masa penahanannya tanpa komunikasi selama setahun merupakan periode penderitaan, di mana ia tidak pernah melihat sinar matahari dan sedikit berinteraksi dengan orang lain.
Selama waktu itu, ia merenungkan karier 30 tahun sebagai ahli bedah dan delapan tahun sebagai wali kota Taipei, tentang bagaimana ia kadang terlalu keras kepala dan tidak sabar, serta bagaimana seharusnya ia bisa bertindak lebih baik.
Pengalaman di penjara, kata Ko, juga menunjukkan kepadanya sisi lain masyarakat Taiwan, karena memberinya kesempatan untuk hidup bersama orang-orang dengan kehidupan yang benar-benar sulit untuk pertama kalinya, termasuk beberapa teman penjara yang sama sekali tidak memiliki uang.
"Saya berharap Taiwan bisa menjadi lebih baik karena kita, bukan tercerai-berai oleh perpecahan, seperti yang terjadi di bawah Lai Ching-te," kata Ko, menyebut kasus terhadap dirinya sebagai kesalahan peradilan.
Saat hendak naik kendaraan, Ko berteriak kepada para pendukungnya bahwa ia akan terus bekerja dan tidak menyerah.
Ko, ditemani sang istri, kemudian pergi ke Hsinchu. Sebelum memasuki rumahnya, ia melakukan ritual tradisional melangkahi tungku api dan menginjak pecahan genteng.
Menurut sang istri, di Hsinchu, Ko juga berencana menemui ibunya dan memutuskan lokasi pemakaman abu ayahnya, yang tutup usia saat ia berada dalam tahanan.
Ko ditahan pada 5 September 2024, dan dituntut pada Desember dengan empat tuduhan, termasuk menerima suap sebesar NT$17,1 juta untuk kasus pembangunan kembali properti saat menjabat wali kota Taipei, dan menggelapkan sumbangan politik selama kampanye presidennya pada 2024.
Kejaksaan menuntut total hukuman 28,5 tahun untuk Ko, yang selama penyidikan dan persidangan tetap bersikeras tidak bersalah.
(Oleh Chen Chun-hua, Matthew Mazzetta, dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF