Imigran baru bagikan perpaduan budaya teh lintas selat di Chiayi

10/09/2025 18:51(Diperbaharui 10/09/2025 18:51)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Kantor Layanan Kota Chiayi NIA)
(Sumber Foto : Kantor Layanan Kota Chiayi NIA)

Taipei, 10 Sep. (CNA) Jiang Meng (蔣萌), seorang imigran baru dari Tiongkok yang telah menikah dan tinggal di Taiwan bertahun-tahun, membagikan perpaduan teh Alishan dengan makanan tradisional kampung halamannya dari Guilin dalam sebuah kelas di Chiayi, menurut Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA).

Jiang terpapar dunia pertehan karena suaminya bekerja di Alishan -- sebuah tempat penghasil teh populer di Taiwan. Dari sana, ia terinspirasi untuk menggabungkan teh di sana dengan makanan tradisional kampung halamannya di Guilin bernama teh minyak, menurut rilis pers NIA.

Jiang pun diundang NIA untuk membagikan jamuan tersebut dalam sebuah kelas pendidikan keluarga, di mana ia menjelaskan bahwa teh minyak adalah bagian dari keseharian masyarakat Guilin, dapat diminum dari pagi hingga malam, dan dikenal sebagai "kopi ala Guilin".

(Sumber Foto : Kantor Layanan Kota Chiayi NIA)
(Sumber Foto : Kantor Layanan Kota Chiayi NIA)

Teh minyak Guilin menggunakan teh Gu Yu sebagai bahan dasar, dan dipadukan dengan bawang, jahe, dan bawang putih dengan ditumbuk dalam wajan panas dengan alu hingga keluar sarinya, lalu dituangi air panas hingga mendidih, kemudian disaring dari ampasnya, ujarnya.

Hidangan ini bisa langsung diminum, atau disantap bersama camilan khas Guilin seperti beras renyah, kue teh minyak, kacang tanah, irisan bawang hijau, dan daun ketumbar, bahkan bisa ditambahkan susu untuk menjadi latte atau digunakan sebagai kuah dasar hotpot iga dan ayam, kata Jiang.

Teh minyak buatan Jiang menggunakan teh oolong Alishan yang memiliki harum khas, memberikan sensasi rasa lebih manis lembut dan segar, sehingga memberi "jiwa baru" pada kopi ala Guilin ini, menurut rilis pers.

Ada pepatah Guilin: "Secangkir pahit, dua cangkir sepat, tiga cangkir atau lebih barulah teh minyak yang nikmat." Jiang sambil tersenyum mengatakan, rasa pahit hidangan ini berkurang seiring dengan banyaknya cangkir yang disantap.

(Sumber Foto : Kantor Layanan Kota Chiayi NIA)
(Sumber Foto : Kantor Layanan Kota Chiayi NIA)

Jiang juga sangat memerhatikan suasana dan rasa khidmat, sehingga secara khusus menggunakan "mangkuk ayam jantan", yang ia sebut melambangkan kemakmuran keluarga dan keberhasilan usaha, menjadi doa agar setiap imigran baru yang meminumnya dapat memulai kehidupan indah di Taiwan, menurut rilis pers.

Ia juga menyiapkan kue beras ketan mugwort dengan huruf 囍 (kebahagiaan ganda) sebagai kudapan pendamping, agar para peserta lebih dapat merasakan budaya kampung halamannya melalui makanan, menurut rilis pers.

Kepala Kantor Layanan Kota Chiayi NIA, Huang Yen-hsun (黃艷薰), menyatakan bahwa teh minyak buatan Jiang bukan sekadar menghadirkan rasa, melainkan juga menjadi wujud pemahaman dan pertukaran lintas budaya.

Huang mengatakan ia berharap melalui pengalaman menikmati teh minyak ini, semua orang dapat lebih menghargai dan mengapresiasi keindahan keberagaman budaya.

(Oleh Jason Cahyadi)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.