Taipei, 21 Juli (CNA) Rektor dan pelatih tim sepak bola putri National Taiwan Normal University (NTNU), Sabtu (19/7) meminta maaf atas sebuah proyek penelitian yang diduga melibatkan pengambilan sampel darah secara paksa dari beberapa atlet mahasiswi.
Dalam konferensi pers di Taipei, Rektor NTNU Wu Cheng-chih (吳正己) mengatakan bahwa ia "Sangat sedih" dan akan bertanggung jawab penuh atas masalah tersebut.
Ia mengatakan universitas telah lalai, dan ia berjanji akan meninjau secara menyeluruh etika institusi dan prosedur pengawasan universitas.
Wu juga meminta dua anggota fakultas yang terlibat dalam proyek tersebut -- pelatih sepak bola putri Chou Tai-ying (周台英) dan pemimpin proyek penelitian Chen Chung-ching (陳忠慶) -- untuk meminta maaf dengan tulus, "Terlepas dari seberapa baik niat mereka."
Sebagai tanggapan, Chen dan Chou membungkuk dalam-dalam di konferensi pers dan meminta maaf kepada mahasiswi yang terdampak, universitas, dan masyarakat.
"Itu memang kesalahan saya karena membuat kalian merasa seperti itu," kata Chou. "Saya sangat menyesal jika saya menyebabkan tekanan pada sekolah dan para mahasiswi karena kata-kata dan perilaku saya yang ceroboh."
Chou (61) adalah mantan pemain tim nasional yang memimpin Taiwan meraih tiga gelar Piala Asia berturut-turut pada tahun 1977, 1979, dan 1981. Ia adalah lektor kepala di Jurusan Olahraga dan Kinesiologi NTNU dan telah menjadi pelatih tim sepak bola putri universitas tersebut sejak 2004.
Sabtu adalah kali pertama Wu dan Chou tampil di depan publik sejak kontroversi tes darah mencuat kembali pada Senin lalu.
Dalam konferensi pers, Chen Hsueh-chih (陳學志), ketua dewan peninjau institusi NTNU, mengatakan bahwa inspeksi menemukan pengambilan sampel darah telah dimulai sejak 2019 dan berlanjut hingga 2024 untuk berbagai proyek penelitian.
Kasus ini pertama kali terungkap pada November 2024, ketika Legislator Chen Pei-yu (陳培瑜) mengungkapkan bahwa, selama beberapa tahun, para pemain tim sepak bola putri NTNU telah dipaksa pelatih mereka untuk berpartisipasi dalam proyek Dewan Sains dan Teknologi Nasional (NSTC) yang mengharuskan setiap pemain memberikan tiga sampel darah per hari selama 14 hari berturut-turut.
Para mahasiswi diberitahu bahwa jika mereka tidak mematuhi, mereka akan kehilangan satuan kredit semester yang dibutuhkan untuk kelulusan, menurut anggota legislatif tersebut.
Pada tahap awal penelitian, darah diambil oleh personel yang tidak memiliki kualifikasi medis, katanya, menambahkan bahwa teknik yang tidak tepat oleh individu yang tidak berkualifikasi menimbulkan risiko yang berpotensi mengancam jiwa, seperti infeksi, robekan otot, dan pecahnya pembuluh darah.
Pada Sabtu, Chou mengakui bahwa ia telah meminta mahasiswi senior yang tidak berlisensi untuk membantu pengambilan darah, dan ia meminta maaf atas keputusan tersebut.
"Karena saya hanya memiliki sedikit pemain, dan mereka sering cedera, saya termotivasi untuk melakukan penelitian dengan harapan dapat membantu mereka," katanya.
Menurut data yang diberikan Chen Pei-yu, para pemain diwajibkan untuk berpartisipasi dalam eksperimen selama bertahun-tahun, dengan beberapa di antaranya diambil sampel darahnya tiga kali sehari selama dua pekan. Satu pemain diduga memberikan total 200 sampel darah.
Sebagai tanggapan, Chen Chung-ching mengatakan penyelidikan internal menunjukkan bahwa hanya satu sampel darah per hari yang diambil dari setiap mahasiswi. Sampel-sampel tersebut dibuang setelah penyelidikan menemukan kesalahan dalam prosedur pengambilan darah, tambahnya.
Chen mengatakan ia telah meminta penarikan satu makalah akademik dari studi tersebut dan akan melakukan hal yang sama untuk dua makalah terkait lainnya, setelah berkonsultasi dengan para penulis bersama.
Juga pada Sabtu, Wakil Menteri Pendidikan Chu Chun-chang (朱俊彰) mengatakan kementerian akan meninjau tanggung jawab semua personel yang terlibat dalam kasus ini dan memeriksa semua eksperimen yang dilakukan pada manusia oleh dua anggota fakultas NTNU tersebut.
Chu pada Senin mengatakan kementeriannya akan mengundang NSTC dan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk menggelar rapat guna melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap proyek tersebut.
Kementerian Pendidikan, kata Chu, juga akan membahas kemungkinan pencabutan sertifikat pelatih milik Chou dan memastikan apakah penelitian itu pernah menerima subsidi Direktorat Jenderal Olahraga.
(Oleh Chen Chih-chung, Hsieh Hsing-en, Chen Chieh-ling, Shen Pei-yao, Alyx Chang, Hsu Chih-wei, James Thompson, Hsiao Hsu-chen, Chao Yen-hsiang, dan Muhammad Irfan)
>Versi Bahasa Inggris
Selesai/JC