Taipei, 10 Juni (CNA) National Taiwan University (NTU) pada Sabtu (8/9) mengatakan bahwa mereka akan menawarkan program mahasiswa tamu bagi individu yang saat ini sedang menempuh studi atau baru diterima di universitas di Amerika Serikat.
Rektor NTU Chen Wen-chang (陳文章) mengumumkan program tersebut dalam rapat dewan universitas, dengan menyatakan bahwa program ini bertujuan mendukung mahasiswa yang rencana studinya di AS mungkin terganggu akibat larangan pemerintah AS terhadap mahasiswa internasional di Harvard University.
29 Mei: Kandidat PhD Harvard: Larangan Trump terhadap mahasiswa internasional sangat mengganggu
Menurut laman resmi NTU tentang program ini, mahasiswa yang diterima akan terdaftar sebagai mahasiswa penuh waktu non-gelar selama satu semester atau satu tahun akademik dan akan menerima kredit resmi universitas setelah menyelesaikan program.
Pendaftaran akan dibuka mulai 16 Juni hingga 15 Agustus, dan daftar penerimaan akan diumumkan secara bertahap pada Juli dan Agustus. Biaya pendaftaran sebesar NT$15.000 (Rp8,159 juta), dan mahasiswa diwajibkan membayar NT$40.000 saat registrasi, kata NTU.
Jika mahasiswa ingin melanjutkan studi di NTU setelah program ini, universitas akan memberikan bimbingan untuk pengajuan masuk atau transfer, menurut NTU.
Bagi warga negara Taiwan, NTU akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan untuk mengatur peluang transfer.
Sementara itu, bagi mahasiswa internasional, NTU akan membantu dalam proses penerimaan internasional terbaru, sehingga mereka dapat mulai berkuliah paling cepat pada semester kedua tahun akademik 2025-2026.
Chen menegaskan bahwa program ini bertujuan membantu mahasiswa yang rencananya terganggu agar tetap bisa melanjutkan studi mereka di Taiwan sebagai mahasiswa tamu, dan tidak ditujukan secara khusus kepada negara atau universitas tertentu.
NTU akan terus menyambut mahasiswa berbakat ke Taiwan, ujarnya.
Pada 28 Mei lalu, Menteri Pendidikan Cheng Ying-yao (鄭英耀) menyatakan harapannya agar universitas-universitas unggulan di Taiwan dapat menerima mahasiswa dari Harvard, mengingat mahasiswa internasional mungkin terdampak oleh larangan tersebut.
Selesai/JC