CDC: Peningkatan kasus COVID-19 di Taiwan melambat, puncak sudah lewat

10/06/2025 20:16(Diperbaharui 10/06/2025 20:16)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Lee Chia-lin, wakil direktur Pusat Intelijen Epidemi CDC dalam jumpa pers Selasa. (Sumber Foto : CNA, 10 Juni 2025)
Lee Chia-lin, wakil direktur Pusat Intelijen Epidemi CDC dalam jumpa pers Selasa. (Sumber Foto : CNA, 10 Juni 2025)

Taipei, 10 Juni (CNA) Jumlah pasien yang mencari pengobatan untuk COVID-19 mencapai 70.182 pekan lalu, menunjukkan peningkatan jumlah kasus yang melambat, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Selasa (10/6).

Tingkat pertumbuhan kasus baru pada 1-7 Juni adalah 9,3 persen, jauh lebih rendah dari 49 persen pekan sebelumnya, menurut CDC, yang menilai bahwa puncak epidemi musim ini telah berlalu.

Juru bicara CDC Lo Yi-chun (羅一鈞) mengatakan pada jumpa pers bahwa puncaknya telah berlalu lebih awal dari perkiraan awal akhir Juni atau awal Juli, yang menunjukkan epidemi tersebut mungkin juga berakhir beberapa pekan lebih awal dari tanggal yang diproyeksikan 9 Agustus.

Puncak musim ini sebanyak 70.000 kasus baru hanya sekitar setengah dari 132.000 kasus musim panas lalu, kata Lo.

Namun, pengalaman juga menunjukkan bahwa jika epidemi lebih ringan di musim panas, mungkin ada lonjakan lagi selama musim gugur dan dingin, tambahnya.

Selain itu, meskipun peningkatan kasus baru telah melambat, jumlah kematian baru dan kasus parah masing-masing mencapai 25 dan 166 selama 3-9 Juni, keduanya merupakan angka mingguan tertinggi yang tercatat pada 2025.

Juru bicara CDC Lo Yi-chun. (Sumber Foto : CNA, 10 Juni 2025)
Juru bicara CDC Lo Yi-chun. (Sumber Foto : CNA, 10 Juni 2025)

Salah satu kematian adalah seorang pria berusia 30 tahun di Taiwan utara, yang juga merupakan kematian termuda akibat penyakit tersebut tahun ini, kata CDC.

Pria tersebut tidak memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya dan belum menerima vaksinasi apa pun untuk COVID-19, kata dokter CDC Lin Yung-ching (林詠青) pada jumpa pers.

Ia terserang sakit tenggorokan dan nyeri tubuh pada akhir Mei, dan hasil tes cepatnya positif COVID-19. Ia dirawat di ruang perawatan intensif karena diduga miokarditis, tetapi memutuskan untuk pulang karena alasan pribadi.

Ia mengunjungi ruang gawat darurat tiga hari kemudian dengan status mental yang berubah dan didiagnosis menderita ensefalitis. Meskipun telah dirawat, kondisinya memburuk, dan ia meninggal sekitar sepuluh hari kemudian akibat meningoensefalitis parah yang disebabkan COVID-19, kata Lin.

(Oleh Tseng Yi-ning, Wu Kuan-hsien, dan Jason Cahyadi)

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.